Pemegang proyek pembangunan Bandara Bali Utara, PT BIBU Panji Sakti baru saja meluncurkan desain bandara tersebut. Desain bandara itu dibuat oleh firma arsitektur Alien Design Consultant (DC).
Peluncuran desain tersebut dilakukan di kantor PT BIBU Panji Sakti, Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali, Rabu (24/9/2025).
Dari rilis yang diterima detikProperti, konsep arsitektur Bandara Bali Utara atau North Bali International Airport berakar pada mitologi Bali, Bedawang Nala yaitu kura-kura kosmik yang menyangga Bhurloka (alam manusia) dan didukung oleh dua naga (Anantabhoga & Basuki). Bentuk massa terminal dan elemen interior mewujudkan anatomi mitos ini ke dalam bentuk organik, lengkungan, dan pola geometris yang menyerupai cangkang kura-kura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari detikBali, konsep mitologi mengenai kura-kura raksasa bernama Bedawang ini memiliki kaitan yang erat dengan kepercayaan masyarakat Bali tentang proses terjadinya peristiwa gempa bumi. Dalam mitologi rakyat Bali, digambarkan seekor kura-kura raksasa menyangga Pulau Bali di atas punggungnya dan apabila ia bergerak maka akan terjadi gempa bumi di Pulau Bali yang disangganya.
Dikutip dari sebuah studi berjudul Makna Filosofis Keberadaan Ornamen Bedawang Nala di Dasar Bangunan Meru oleh I Nyoman Widya Paramadhyaksa, untuk mencegah agar kura-kura raksasa tidak bergerak dengan leluasa, ditugaskan dua ekor naga bernama Naga Basuki dan Naga Anantabhoga untuk membelit erat sang kura-kura raksasa. Kedua naga ini ditugaskan untuk selalu mengawasi dan mencegah setiap pergerakan kura-kura raksasa yang menyangga Pulau Bali.
Dalam konsep ornamen tradisional Bali, Bedawang Nala dinyatakan sebagai simbol magma di perut bumi yang aktivitas vulkanisnya bisa menimbulkan gempa bumi. Magma ini dibungkus oleh elemen tanah dan air yang ada di permukaan bumi yang disimbolkan dengan Naga Basuki dan Naga Anantabhoga.
Menurut artikel ilmiah yang berjudul Bedawang Nala: Simbol Penopang Semesta dan Refleksi Kesadaran Lingkungan dalam Masyarakat Bali karya Ida Bagus Hari Kayana Putra, Ida Ayu Gede Sasrani Widyastuti, dan Dewa Gede Satya Adi Maha Utamia, disebutkan bahwa Bedawang Nala dalam arsitektur dan seni Bali tidak hanya berfungsi sebagai ornamen saja melainkan sebagai alat penyadaran bagi masyarakat akan pentingnya menjaga keseimbangan ekologis. Bedawang Nala juga menyimpan makna filosofis mendalam sebagai simbol dari mekanisme manusia dalam menjaga keseimbangan ekologi dan melestarikan alam.
Tak hanya Bedawang Nala, arsitektur bandara ini juga mengadaptasi nilai Tri Hita Karana (harmoni dengan Tuhan, alam, dan manusia) yang diterjemahkan ke tata ruang, ruang terbuka hijau (natah), dan keterkaitan lanskap dengan arsitektur. CEO Alien DC Hardyanthony Wiratama menegaskan, desain yang diusung tidak hanya menekankan aspek fungsionalitas dan teknologi tetapi juga sarat makna budaya.
"Kami ingin bandara ini bukan hanya menjadi gerbang modern yang menghubungkan Bali dengan dunia, tetapi juga sebuah ruang yang hidup dan bernapas dengan ruh Bali," tuturnya, Rabu (24/9/2025) dikutip dari detikBali.
Secara visual, bandara tersebut mengusung konsep modern futuristik tapi tetap menghadirkan identitas Bali yang kuat. Terminal dirancang ramah lingkungan dengan penggunaan energi terbarukan, sirkulasi udara alami, serta integrasi lanskap hijau yang memadukan panorama pegunungan dan laut Buleleng.
Dari segi kapasitas, diperkirakan bisa menampung 30 juta pengunjung per tahun, dengan rincian pengunjung internasional 24 juta per tahun dan pengunjung domestik 6 juta per tahun. Di dalam bandara juga ada 32 boarding bridges.
Desain bandara itu menempatkan 2 massa utama. Pertama transit hub yaitu pusat transfer multimoda, retail, dan aktivitas sosial komersial dan yang kedua terminal bandara yaitu massa airside untuk operasi penerbangan.
Tata letak masterplan mengintegrasikan akses kereta (rail), BRT, drop-off, dan dedicated lanes untuk kendaraan ramah lingkungan (EV), sehingga bandara diharapkan menjadi pusat aerotropolis (sub-kawasan metropolitan yang berpusat pada bandara) yang mendukung urbanisasi terencana di sekitarnya. Zonasi yang dirancang juga termasuk aerocity (kota bandara), commercial business district, forest park, hingga area hospitality dan education & cultural centre sebagai bagian dari kawasan pendukung.
Desain ini juga menekankan inner court atau taman dalam ruangan sebagai ruang hijau sentral (natah) yang menerapkan kearifan lokal Bali dalam penataan ruang baik di dalam maupun luar bandara.
Untuk interior bandara dirancang dengan memadukan estetika tropis, ritual budaya, serta kenyamanan. Bentuk lengkung dan pola cangkang pada dinding atau atap terinspirasi dari tempurung kura-kura.
Sementara itu, inner court dan retail yang berfungsi sebagai ruang publik, amphitheater untuk event budaya, dan sequence komersial yang menguatkan identitas lokal.
![]() |
Groundbreaking Bandara Bali Utara Ditargetkan Tahun Ini
Dilansir dari detikBali, Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko, mengatakan groundbreaking pembangunan bandara ditargetkan pada tahun ini.
"Peluncuran desain hari ini menunjukkan bahwa kami sudah siap. Sekarang tinggal menunggu waktu untuk groundbreaking agar target operasional di 2028 bisa tercapai. Kalau mau mengejar target itu, 2025 ini harus sudah groundbreaking. Mudah-mudahan dalam 1 sampai 2 bulan ke depan bisa terlaksana," ujar Erwanto.
Dalam catatan detikBali, untuk membangun Bandara Bali Utara akan menelan biaya Rp 50 triliun. Dana tersebut akan digunakan juga untuk membangun fasilitas penunjang lainnya, seperti aerotropolis, aerocity, dan terintegrasi dengan jalan tol.
Menurut Erwanto, pembangunan Bandara Bali Utara akan menggandeng investor asal China. Ia menjamin proyek tersebut tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Pendanaan tidak masalah, tidak gunakan APBN satu rupiah pun," tuturnya di Puri Ageng Blahbatuh, Gianyar, Bali, Kamis (26/6/2025).
Erwanto tak menampik penetapan lokasi pembangunan bandara baru itu tertahan selama sembilan tahun. Ia menilai proyek ambisius itu akan berlanjut karena sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 yang diterbitkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(abr/abr)