Kemenbud Tetapkan Baris Bedug dan Karya Alilitan Buleleng Jadi WBTb 2025

Buleleng -

Kementerian Kebudayaan resmi menetapkan dua tradisi khas Kabupaten Buleleng, Bali, sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia tahun 2025. Kedua tradisi asal Buleleng itu, yakni Tari Baris Bedug dan Karya Alilitan.

"Tahun 2025 ini, Buleleng mendapatkan dua WBTb, yaitu Tari Baris Bedug dan Karya Alilitan. Prosesnya cukup panjang, dimulai sejak akhir 2024, dari verifikasi, pelengkapan narasumber, hingga sidang penetapan di Kementerian Kebudayaan minggu lalu," ujar Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Nyoman Wisandika, Senin (13/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tari Baris Bedug yang berkembang di Kelurahan Banyuning. Tarian sakral ini memiliki ciri khas pada puntalan kain atau bungkuk di punggung penari. Baris Bedug biasanya dibawakan oleh empat penari dalam prosesi tedun sawa dan pelepasan tali peti saat upacara ngaben.

Sementara itu, Karya Alilitan adalah tradisi turun-temurun dari masyarakat di dari kawasan Catur Desa (Gobleg, Munduk, Gesing, dan Umejero). Tradisi ini merupakan salah satu kearifan lokal dalam menjaga sumber air di kawasan Danau Tamblingan, Kecamatan Banjar, Buleleng.

"Penetapan WBTb hanya diberikan pada tradisi yang masih hidup dan dijalankan oleh masyarakat. Dua tradisi ini memenuhi syarat itu," jelas Wisandika.

Dengan pengakuan dua tradisi ini, kini jumlah tradisi asal Buleleng yang ditetapkan sebagai WBTB mencapai 18 tradisi. Wisandika menegaskan Dinas Kebudayaan Buleleng terus mengajukan berbagai tradisi dan situs budaya lain untuk mendapatkan pengakuan serupa.

Tak hanya tradisi, Pemkab Buleleng juga tengah berproses mengajukan cagar budaya Gereja Pantekosta yang kini menunggu Surat Keputusan (SK) Bupati Buleleng. Pendataan tradisi dilakukan dengan menggelar workshop dan sosialisasi yang melibatkan akademisi dan sekolah di seluruh wilayah Buleleng.

"Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Masyarakat dan generasi muda harus ikut menjaga agar warisan budaya tidak punah," pungkasnya