Haru Warga Lihat Tembok GWK Dibongkar: Pertanyakan Kejelasan Masa Depan

Badung

Haru Warga Lihat Tembok GWK Dibongkar: Pertanyakan Kejelasan Masa Depan

Agus Eka - detikBali
Rabu, 01 Okt 2025 12:14 WIB
Tembok GWK yang bikin warga Ungasan, Badung, terisolasi selama setahun akhirnya dibongkar, Rabu pagi (1/10/2025). (Agus Eka/detikBali)
Foto: Tembok GWK yang bikin warga Ungasan, Badung, terisolasi selama setahun akhirnya dibongkar, Rabu pagi (1/10/2025). (Agus Eka/detikBali)
Badung -

Suara palu beradu beton memecah kesunyian di Banjar Adat Giri Dharma, Desa Ungasan, Kuta Selatan, Badung, Rabu (1/10/2025) pagi. Tembok yang selama setahun menjadi penjara bagi warga, kini perlahan mulai dibongkar.

Para petugas dari manajemen Garuda Wisnu Kencana (GWK), tampak membongkar beton dan tiang-tiang yang menghalangi akses warga. Wajah haru dan senyum lega pun bercampur aduk saat warga keluar dari rumah dan menyaksikan proses pembongkaran itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tembok GWK yang bikin warga Ungasan, Badung, terisolasi selama setahun akhirnya dibongkar, Rabu pagi (1/10/2025). (Agus Eka/detikBali)Tembok GWK yang bikin warga Ungasan, Badung, terisolasi selama setahun akhirnya dibongkar, Rabu pagi (1/10/2025). (Agus Eka/detikBali)

Namun di baliknya, masih ada harapan yang menggantung. Warga terdampak, I Nyoman Tirtayasa, tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Selama satu tahun, ia dan ratusan warga lainnya hidup terisolasi akibat akses jalan yang ditutup oleh tembok perimeter GWK.

"Selama setahun kami sangat-sangat merasakan kesengsaraan itu, sangat-sangat menyedihkan," tutur Tirtayasa di sela-sela melihat pembongkaran.

ADVERTISEMENT

Pria 53 tahun itu bercerita, ada banyak momen sulit yang mereka hadapi. Mulai dari urusan keluarga yang sakit, warga yang meninggal, hingga upacara pernikahan anaknya. "Jadi, harus keliling lewat semak-semak karena kami tidak punya akses dan tidak punya jalan keluar masuk menuju rumah," ujarnya.

Pembongkaran tembok pagar sejak Rabu pagi tadi merupakan respons dari rekomendasi DPRD Provinsi Bali pada 22 September 2025 dan pertemuan perwakilan manajemen GWK dengan Gubernur Wayan Koster dan Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa, Selasa (30/9/2025).

Rekomendasi DPRD Bali tersebut jelas menyatakan, semua tembok yang memblokir akses warga harus dibongkar. Namun, hal ini masih menjadi keraguan bagi sebagian warga. Tirtayasa menyebut tembok yang dibongkar hanyalah sebatas yang menutup pintu keluar masuk rumah dan beberapa gang, bukan keseluruhan tembok perimeter.

"Kalau senang 100 persen, belum. Ini Karena kejelasan ke depannya saya kan belum tahu juga bagaimana untuk ke depannya," ucap warga lainnya yang terdampak, Wayan Suardika (48).

Setali tiga uang pengalaman Suardika dengan Tirtayasa. Selama ini ia harus meminjam lahan kosong milik orang lain sebagai akses keluar masuk rumah.

"Aktivitas sangat terganggu," tegasnya.

Baik Tirtayasa maupun Suardika sama-sama memiliki harapan besar. Mereka ingin agar tembok-tembok ini dibongkar secara total sesuai dengan rekomendasi DPRD. Tembok-tembok itu diharapkan bisa digeser ke area manajemen GWK, bukan menghalangi jalan umum yang selama ini menjadi akses vital bagi warga.

"Konsepnya, awalnya berdiri GWK itu, akan bersinergi dengan masyarakat lokal di sekitar atau lingkungannya untuk sama-sama bisa memajukan taraf hidup perekonomian masyarakat itu sendiri," kata Tirtayasa, mengingatkan kembali janji GWK saat pertama kali dibangun.

Warga berharap pemerintah baik dari tingkat desa hingga pusat, dapat menjembatani permasalahan ini dan mengembalikan rasa aman-nyaman kepada mereka. Terutama bagi sekitar ratusan warga yang tercatat sebagai warga terdampak.

Tembok GWK yang bikin warga Ungasan, Badung, terisolasi selama setahun akhirnya dibongkar, Rabu pagi (1/10/2025). (Agus Eka/detikBali)Tembok GWK yang bikin warga Ungasan, Badung, terisolasi selama setahun akhirnya dibongkar, Rabu pagi (1/10/2025). (Agus Eka/detikBali)




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads