Banjir di Antiga Karangasem Belum Surut hingga 15 Hari

Banjir di Antiga Karangasem Belum Surut hingga 15 Hari

Sui Suadnyana, Selamat Juniasa - detikBali
Kamis, 25 Sep 2025 20:07 WIB
Kondisi rumah warga di Banjar Dinas Tengading, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Karangasem, Kamis (25/9/2025) yang tergenang banjir. Banjir di sana belum surut hingga hari ke-15.(I Wayan Selamat Juniasa/detikBali)
Foto: Kondisi rumah warga di Banjar Dinas Tengading, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Karangasem, Kamis (25/9/2025) yang tergenang banjir. Banjir di sana belum surut hingga hari ke-15.(I Wayan Selamat Juniasa/detikBali)
Karangasem -

Puluhan rumah warga di Banjar Dinas Tengading, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Karangasem, Bali, masih terendam banjir dengan ketinggian selutut orang dewasa. Walhasil, masyarakat cukup kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Pantauan di lokasi, beberapa warga masih melakukan aktivitas di rumahnya masing-masing meski harus melewati genangan air. Namun, hanya sebagian warga yang sudah tinggal di rumahnya, sisanya masih memilih mengungsi di rumah saudara terdekat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga yang sudah tinggal di rumahnya karena air sudah berangsur surut. Sebaliknya, warga yang memilih mengungsi karena air yang menggenang rumahnya masih cukup tinggi.

"Kalau saya sampai saat ini masih mengungsi di rumah mertua, saya hanya datang ke rumah pada siang hari saja. Kalau malam balik ke rumah mertua," kata salah seorang warga, I Wayan Tunjung, saat ditemui di rumahnya, Kamis (25/9/2205).

ADVERTISEMENT

Tunjung menuturkan banjir kali ini menjadi yang terparah selama dirinya tinggal di wilayah tersebut. Setiap tahun wilayah itu memang selalu banjir, tetapi tidak sampai selutut. Air juga biasanya surut dalam hitungan jam.

Banjir kali ini, jelas Tunjung, bahkan sempat mencapai sedada orang dewasa dan belum surut total hingga 15 hari. Walhasil, banjir tersebut membuat aktivitas masyarakat sangat terganggu. Bahkan, beberapa peralatan rumah tangga yang masih terendam tidak bisa digunakan.

"Karena sudah 15 hari menggenang di halaman rumah, saat ini warna air sudah terlihat sangat keruh dan ke hijau-hijauan. Bahkan, sudah mulai mengeluarkan bau tak sedap," ujar Tunjung.

Tunjung mengungkapkan warga yang terdampak banjir paling parah sekitar 50 kepala keluarga (KK). Air masih menggenangi rumah mereka. Genangan tersebut juga menyebabkan tembok penyengker dan tembok rumah mulai berwarna hijau.

"Akibat genangan air ini, kami juga mulai mengalami gatal-gatal di bagian kaki karena setiap hari melewati genangan air ketika pulang ke rumah untuk memberikan pakan ternak," ucap Tunjung.

Nantinya, jika air sudah surut, masih ada dampak tambahan yang harus ditangani warga karena lumpur otomatis banyak di halaman rumah. Pembersihan lumpur itu juga memerlukan waktu pembersihan. Namun, bagi Tunjung, itu adalah pekerjaan belakangan. Paling penting, air bisa cepat surut terlebih dahulu.

Warga lainnya, I Wayan Bawa, juga mengatakan hal serupa. Bahkan, ia berujar, jika tidak ditangani dengan benar dan cepat, kemungkinan air masih mengenang di halaman rumah warga hingga 10 hari ke depan. Oleh sebab itu, ia berharap kepada pihak terkait agar segera melakukan penyedotan dengan alat yang lebih besar supaya air cepat surut.

"Kalau hanya menggunakan pompa air seperti sebelumnya tidak akan mempan karena volume air masih banyak, jadi membutuhkan peralatan yang lebih besar lagi untuk melakukan penyedotan," ujar Bawa.

Bawa juga berharap ada penanganan jangka panjang agar kejadian serupa tidak terulang. Kalau bisa, pinta Bawa, dilakukan pengerukan sungai setiap dua tahun sekali. Sebab, Bawa menilai, sungai mengalami pendangkalan sedikit demi sedikit setiap terjadi hujan. "Jangan baru terjadi banjir, baru melakukan normalisasi kalau bisa dilakukan secara rutin," ujarnya.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads