Kisah Kapten Japa, Pejuang Kemerdekaan yang Dijuluki Gatot Kaca Geriya Bengkel

Kisah Kapten Japa, Pejuang Kemerdekaan yang Dijuluki Gatot Kaca Geriya Bengkel

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Jumat, 15 Agu 2025 17:05 WIB
Patung Pahlawan Kapten Anumerta Ida Bagus Putu Djapa di Bundara Niti Mandala Renon, Denpasar, Kamis (14/8/2025). (Rizki Setyo Samudero)
Foto: Patung Pahlawan Kapten Anumerta Ida Bagus Putu Djapa di Bundara Niti Mandala Renon, Denpasar, Kamis (14/8/2025). (Rizki Setyo Samudero)
Denpasar -

Ida Bagus Putu Japa atau yang dikenal sebagai Kapten Japa adalah salah satu pejuang kemerdekaan Republik Indonesia asal Denpasar, Bali. Kapten Japa memiliki peran penting dalam kemerdekaan RI di wilayah Denpasar. Perjuangannya hingga titik darah penghabisan melawan tentara NICA dikenang oleh masyarakat Denpasar sebagai sosok pemuda yang pemberani.

Kapten Japa terlibat langsung dalam peristiwa Serangan Umum Kota Denpasar pada 11 April 1946. Kapten Japa memiliki semangat yang tinggi, tegas, dan bijak dalam memberikan komando terhadap pasukannya yang kurang lebih sebanyak 800 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Legiun Veteran RI (LVRI) Bali I Gusti Bagus Saputera menceritakan kisah Kapten Japa dalam peristiwa tersebut. Bagus mengatakan jika Kapten Japa ketika itu bersikeras untuk menyerang Denpasar.

"Pak Japa bilang pokoknya Kota Denpasar kita serang, lalu muncul perdebatan ada yang setuju ada yang tidak setuju," kata Bagus saat ditemui detikBali di Kantor LVRI Bali, Rabu (14/8/2025).

ADVERTISEMENT

Bagus yang masih berusia 16 tahun terkesima melihat keberanian Kapten Japa yang kala itu umurnya 22 tahun. Dalam perdebatan itu diputuskan jika pasukan Japa menyerang pos-pos kecil NICA terlebih dahulu untuk mengumpulkan amunisi.

"Tapi Kapten Japa tidak mau, dia pukul meja 'TIDAK!'. Karena beliau punya pasukan 800 satu batalyon, dia pemegang kuncinya," tutur Bagus.

Kemudian, pemimpin-pemimpin peleton berteriak setuju dengan keputusan Kapten Japa. Akhirnya, Kapten Japa dan pasukannya menyerang Denpasar sekitar pukul 2 pagi. Bagus mengatakan jika pasukan NICA tidak menduga adanya serangan tengah malam dari Kapten Japa dkk.

"Kemudian pasukan Belanda dilaporkan mati 45 orang ditembak mereka, 157 luka-luka. Kami tewas ada enam, termasuk Gus Japa," terang pria berumur 90 tahun itu.

Kala itu, Bagus melihat Japa saat memimpin pasukannya berteriak untuk menginstruksikan penyerangan. Japa tertembak setelah menembaki 4-5 tentara Belanda. Japa tertembak di dahi dan dadanya.

Profil Kapten Japa

Kapten Japa merupakan kakak dari mantan Gubernur Bali Prof Dr Ida Bagus Mantra dan paman mantan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Mantra. Dia lahir di Denpasar pada 3 April 1925.

Japa berasal dari keluarga Brahmana Geriya Bengkel, Kedaton, Denpasar. Ia merupakan anak dari Ida Bagus Rai dan Gusti Istri Rai. Kedua orang tuanya merupakan keluarga penganut agama Hindu di tengah-tengah keluarga yang saleh kala itu.

Pada masa pemerintahan Belanda, Japa disekolahkan di sekolah dasar Belanda yakni Holland Inlandsche School (HIS) dan melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Malang. Namun, pendidikannya tidak tamat.

Saat menginjak dewasa, Japa diberi julukan Gatot Kaca Geriya Bengkel, sebab dia tampak keren, tegap dan gagah berani. Japa merupakan salah seorang pemuda pejuang yang ikut menjadi anggota Tentara Pembela Tanah Air (PETA) pada zaman Jepang.

Setelah menyelesaikan pendidikan dan pelatihan kemiliterannya, Japa resmi menjadi perwira dengan pangkat Letnan dan bertugas di Daidan, Kediri, Tabanan.

Untuk menghormati dan mengabadikan semangat dan keberaniannya, pemerintah daerah tingkat II Badung mendirikan patung yang disebut 'Patung Pahlawan Kapten Anumerta Ida Bagus Putu Djapa' di Bundaran Niti Mandala Renon, Denpasar. Patung tersebut diresmikan pada 20 November 1987 yang bertepatan dengan Hari Puputan Margarana ke-41.

Tempat tersebut dipilih karena Japa gugur dalam pertempuran di sekitar Tangsi Kayumas yang merupakan Tangsi Serdadu Belanda NICA. Selain itu, namanya juga dijadikan nama jalan di wilayah Yangbatu, Renon, Denpasar.




(nor/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads