Bali memiliki pejuang-pejuang hebat yang berkontribusi dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia. Salah satunya Tjokorda Agung Tresna yang gugur ditembak serdadu Netherland Indies Civil Administration (NICA) saat mempertahankan kemerdekaan Indonesia di tanah Bali.
Kapten Anumerta Tjokorda Agung Tresna atau Cok Agung Tresna lahir di Puri Agung Denpasar pada 1926. Ia merupakan putra dari pasangan Ida Tjokorda Alit Ngurah yang menjabat sebagai Raja Badung atau Zelfbestuuder van Badung dan Anak Agung Putu Adi dari Jroan Gede Kesiman Denpasar.
Pimpin Markas Besar Badung
Cok Agung Tresna ikut bersama pasukan I Gusti Ngurah Rai menyerang pos-pos NICA yang pada masa itu berada di wilayah Munduk Malang, Tabanan. Ia mengabdikan hidup untuk perjuangan di Bali dengan motto "lebih baik mati dari pada hidup dijajah."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain di Tabanan, Cok Agung Tresna bersama I Made Wijakusuma juga melanjutkan perjuangan di wilayah Badung. Sebagai pemimpin teritorial di Markas Besar Badung, ia memusatkan perjuangan di daerah Badung utara dan tengah.
Ia mengarahkan rakyat Badung untuk berjuang bersama membela dan berdiri bersamanya memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia juga mengarahkan pasukan teritorial Markas Besar Badung untuk melakukan operasi perlawanan terhadap NICA.
Gugur Saat Melawan NICA
Aktivitas Cok Agung Tresna itu membuat NICA berang. Serdadu NICA lantas menangkap dan mengurung Cok Agung Tresna bersama kawan seperjuangannya.
Meski begitu, Cok Agung Tresna melawan. Ia melompat pagar menuju semak-semak di daerah Sungai Penet. Hanya saja, upaya pelarian diri itu ternyata diketahui oleh serdadu NICA.
Serdadu NICA kemudian menembak Cok Agung Tresna dan mengenai tangannya. Konon, Cok Agung Tresna berusaha mengambil senjatanya kembali dan melawan pasukan NICA yang mengintimidasinya.
Namun, momen tersebut dimanfaatkan serdadu NICA untuk menyerah Cok Agung Tresna dengan tembakan bertubi-tubi. Pada saat itulah ia mengembuskan napas terakhirnya di Desa Ayunan Kaja, tepatnya pada 29 Juni 1947.
Sebagai bentuk penghormatan atas jasanya mempertahankan kemerdekaan, pada 1994 pemerintah mendirikan monumen pahlawan Kapten Anumerta Tjokorda Agung Tresna di persimpangan Jalan Gatot Subroto dan Jalan Nangka Denpasar. Namanya juga diabadikan sebagai nama jalan, yakni Jalan Cok Agung Tresna, Renon, Denpasar.
Simak Video "Video: Resepsi Pernikahan Tao Eks EXO dan Xu Yiyang Bakal Digelar Oktober"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)