Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa, tak mau gegabah untuk melakukan pengadaan alat pengolahan sampah. Adi mengaku banyak investor mendekat menawarkan beragam teknologi pengolahan sampah yang bisa diterapkan di Badung dengan skema kerja sama.
"Anggaran sudah ada di induk 2025, tetapi saya belum klik karena saya masih perlu melihat kualitas alat ini agar tidak sekadar kami membuat proyek saja. Ini alat benar tidak bisa mengatasi masalah itu (sampah)? Saya terus lihat dahulu. Kalau itu belum pas buat apa kita pengadaan alat," kata Adi Arnawa seusai rapat paripurna di DPRD Badung, Senin (4/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak pertimbangan yang mendasari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung sehingga berhati-hati dalam pengadaan alat. Sementara itu, Adi sudah meminta supaya beberapa vendor tersebut mau melakukan uji coba sambil mengevaluasi hasilnya.
"Saya perlu melihat sebelum agreement. Saya minta trial. Kalau benar, saya akan replikasi dan terapkan ke semua wilayah di Badung. Saya juga terus pantau semua desa yang punya TPS3R, apakah jalan atau tidak. Jangan sampai nama saja ada, tetapi tidak beroperasi," ucap dia.
Adi menyadari penanganan sampah masyarakat perlu disikapi serius, terlebih dengan keluarnya surat gubernur tentang penutupan bertahap TPA Suwung, Denpasar. Kata Adi, salah satu yang disiapkan Pemkab Badung adalah menyiapkan skema penerapan teba modern atau sistem pengolahan sampah di rumah tangga.
"Saya juga akan mendorong pengelolaan sampah berupa teba modern. Kami akan coba buatkan skema sehingga ini jadi bisa kewajiban," ucap politikus PDIP itu.
Pemkab Badung, lanjut Adi, juga berencana membangun satu lagi tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) seraya menguatkan yang sudah ada dan memperkuat pengolahan sampah yang ada di desa dengan TPS3R-nya.
(hsa/hsa)