Ramai-ramai Kampus di China Tutup Jurusan Bahasa Asing gegara AI

Ramai-ramai Kampus di China Tutup Jurusan Bahasa Asing gegara AI

Nikita Rosa - detikBali
Jumat, 18 Jul 2025 12:13 WIB
Ilustrasi bendera China/ebcitizen.com
Ilustrasi bendera China. (Foto: Internet/ebcitizen.com)
Denpasar -

Ratusan kampus di China ramai-ramai menutup jurusan bahasa asing. Penutupan jurusan bahasa asing tersebut menyusul terjadinya perubahan besar dari kecerdasan buatan (AI).

Dilansir dari detikEdu, alat penerjemahan AI kini mencapai akurasi lebih dari 95 persen dengan biaya layanan manusia 1 persen dan telah menguasai 40 persen pasar penerjemahan umum. Pergeseran ini telah menghilangkan permintaan akan penerjemah manusia.

Laporan konsultan pendidikan MyCOS di Beijing menyebutkan tingkat ketenagakerjaan untuk jurusan bahasa turun menjadi 76,8 persen pada tahun 2023. Selain itu, kepuasan terhadap jurusan tersebut anjlok dari 78 persen pada 2010 menjadi 67 persen pada 2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sektor ketenagakerjaan tradisional juga mengalami penurunan tajam. Perekrutan di bidang perdagangan dan bisnis internasional menurun dari 28 persen pada 2010 menjadi 18 persen pada 2023. Sementara peran penerjemahan berkurang setengahnya dari 15 persen menjadi 8 persen selama periode tersebut.

Pendidikan dan bimbingan belajar turun dari 25 persen menjadi 22 persen. Pelatihan Bahasa Inggris K12 mengalami penurunan yang sangat parah.

Lulusan Universitas Wuhan di Provinsi Hubei, Zhao, sempat mendapatkan posisi sebagai tutor musim gugur lalu. Namun, ia harus menerima surat pemberhentian pada April, dua bulan sebelum kelulusannya.

"Tidak ada penjelasan, hanya 'posisi dihapuskan'," ujarnya dalam The Straits Times dikutip Kamis (17/7/2025).

Zhao mengatakan dirinya tidak kalah dengan teman-teman sekelasnya dalam hal kemampuan bahasa, penampilan, kepribadian, dan keterampilan komunikasi. Ia yakin telah diberhentikan tanpa alasan yang jelas dan merasa frustasi.

Tahun ini, Zhao sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian pegawai negeri sipil. Ia pun tidak merekomendasikan Bahasa Inggris sebagai pilihan karier bagi para mahasiswa. Ia menyarankan para mahasiswa memiliki keterampilan di bidang lain untuk meningkatkan daya saing kerja mereka.

Ratusan Universitas di China Tutup Jurusan Bahasa Asing

Diketahui, Universitas Sains dan Teknologi Tiongkok di Hefei, Provinsi Anhui, menghentikan jurusan Bahasa Inggrisnya pada 2023 silam. Kemudian, Universitas Bisnis dan Ekonomi Internasional dan Universitas Bahasa dan Budaya Beijing mengumumkan penangguhan pendaftaran untuk beberapa program magister bahasa termasuk penerjemahan bahasa Jepang dan interpretasi bahasa Italia.

Pada Mei 2024, Universitas Jinan di Provinsi Shandong juga mengumumkan telah menghentikan pendaftaran di sembilan jurusan sarjana, termasuk Bahasa Korea dan Bahasa Jerman. Pada bulan yang sama, Universitas Dirgantara Shenyang di Liaoning mencantumkan 10 jurusan yang dihentikan pendaftarannya, termasuk Bahasa Inggris.

Menurut katalog persetujuan jurusan sarjana universitas untuk periode 2018-2022 yang dirilis oleh Kementerian Pendidikan China, total 28 jurusan terkait bahasa asing dihentikan oleh 109 universitas. Di antaranya, 26 universitas menghentikan program studi Bahasa Jepang, 21 universitas menghentikan program studi Bahasa Inggris, dan 10 universitas menghentikan program studi Bahasa Korea.

Artikel ini telah tayang di detikEdu. Baca selengkapnya di sini!




(iws/iws)

Hide Ads