Simulasi dan pelatihan pengamanan maritim exercise International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code digelar di Pelabuhan Benoa, Bali. Kegiatan ini dirancang untuk menguji kesiapsiagaan, jaringan komunikasi, dan respons terhadap potensi ancaman keamanan maritim sesuai standar internasional.
Kasubdit Pengamanan Direktorat Pengawasan Laut dan Pelayaran, Yuserizal, menyebut ISPS Code merupakan langkah strategis dalam menjaga keamanan kapal dan pelabuhan sekaligus memastikan kelancaran operasional.
"Penerapan ISPS code ini merupakan langkah yang strategis dalam menjaga keamanan kapal dan kapasitas pelabuhan. Serta memastikan kelancaran operasional," ujarnya saat dijumpai di Pelabuhan Benoa, Kamis (15/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ISPS Code memberikan landasan kuat dalam pengaturan dan pelaksanaan sistem keamanan pelabuhan yang efektif. Hal ini tidak hanya berdampak pada pelabuhan di Indonesia, tetapi juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga infrastruktur maritim di mata dunia.
Ia menegaskan bahwa pelabuhan yang melayani kapal dengan rute internasional wajib menerapkan ISPS Code, termasuk pelaksanaan latihan keamanan (exercise) setiap 12 bulan sekali, atau selambat-lambatnya 18 bulan.
Dalam kegiatan tersebut, Komite Keamanan Pelabuhan turut dilibatkan. Salah satu aspek penting yang ditekankan adalah ancaman serangan siber (cyber attack), yang dinilai berpotensi melumpuhkan sistem operasional pelabuhan.
"Ini karena serangan siber bisa juga mengakibatkan kelumpuhan di operasional pelabuhan. Jadi, di top security plan kami mewajibkan penanganan kalau ada serangan siber modelnya seperti apa? Jadi, nanti ada simulasinya juga," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa setiap pelabuhan menghadapi jenis ancaman yang berbeda, mulai dari perompakan hingga adanya orang tak dikenal yang masuk ke kapal tanpa teridentifikasi. Meski begitu, saat ini secara umum Indonesia masih berada pada security level satu alias kondisi normal, tanpa ancaman keamanan maritim yang signifikan.
Yuserizal mengungkapkan Pelabuhan Benoa merupakan salah satu pelabuhan yang diawasi oleh Amerika Serikat dan Australia, terutama dalam hal implementasi ISPS Code. Tujuannya untuk memastikan keamanan warga kedua negara tersebut saat kapalnya berlabuh di Benoa.
Sementara itu, GM Pelabuhan Benoa Anak Agung Gede Agung Mataram mengatakan latihan ISPS Code penting untuk mempertahankan Certificate of Compliance sebagai pelabuhan yang aman.
"Sudah pasti ada semacam keamanan dari pihak kapal sehingga kapal mau bersandar. Jadi, kalau pelabuhan tidak jelas standar keamanannya, kapal tidak mungkin mau sandar," sebutnya.
Agung Mataram menambahkan, sepanjang 2025 ini ada 72 jadwal kedatangan kapal pesiar di Pelabuhan Benoa. Dari jumlah tersebut, 36 kapal telah bersandar sejak Januari hingga April 2025.
"Mereka berasal dari seluruh mancanegara. Tapi, yang datang biasanya dari Australia dan Singapura karena mereka home port juga," kata Agung Mataram.
(dpw/iws)