Kiromal, Tumpuan Indonesia di Piala Dunia Panjat Tebing Bali 2025

Round Up

Kiromal, Tumpuan Indonesia di Piala Dunia Panjat Tebing Bali 2025

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 02 Mei 2025 09:08 WIB
Ketum FPTI Yenny Wahid saat memberikan sambutan di acara gala lunch bersamaΒ PemprovΒ Bali dan para atlet di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jayasabha, Denpasar, Kamis (1/5/2025). (Foto: Rizki Setyo/detikBali)
Foto: Ketum FPTI Yenny Wahid saat memberikan sambutan di acara gala lunch bersamaΒ PemprovΒ Bali dan para atlet di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jayasabha, Denpasar, Kamis (1/5/2025). (Foto: Rizki Setyo/detikBali)
Denpasar -

Dua medali menjadi target realistis bagi Indonesia dalam ajang International Federation Sport Climbing (IFSC) Climbing World Cup 2025 di Bali. Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Yenny Wahid, menegaskan Indonesia menurukan skuad terbaiknya dalam Piala Dunia Panjat Tebing ini.

"Kami berharap dengan skuad kuat ini kami bisa meraih prestasi minimal dua medali di kejuaraan kali ini putra dan putri," kata Yenny Wahid saat jumpa pers di The Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (1/5/2025).

Para atlet andalan yang diturunkan antara lain, Veddriq Leonardo, Kiromal Katibin, hingga Desak Made Rita Kusuma Dewi. Namun, Yenny Wahid tidak membebani target berat kepada atlet yang masih masa pemulihan dari cedera.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tetapi, kami memang tidak berharap banyak kepada Veddriq karena dia masih cedera. Jarinya cedera sehingga dia masih masa recovery," ungkap putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu.

Bergantung Penampilan Kiromal

Selain Veddriq, atlet putri unggulan lainnya, Rajiah Sallsabillah, juga sedang masa pemulihan dari operasi di punggung. Walhasil, Indonesia bergantung kepada atlet lain. Salah satunya Kiromal Katibin.

ADVERTISEMENT

Kiromal berhasil membukukan rekor di bawahnya Veddriq saat World Cup Climbing 2025 di Wujiang, China. Kiromal hampir menyalip rekor atlet panjat tebing tercepat di dunia dari Amerika Serikat, Samuel Watson.

"Jadi 4,7 (detik) sekian itu hampir menyamai rekor dunia di bawah Sam Watson atlet Amerika 4,75 (detik). Jadi harapan kami besar sekali sebetulnya," ucap Yenny Wahid.

Yenny Wahid belum mengetahui Sam Watson turut serta atau tidak dalam kompetisi World Cup Climbing 2025 di Bali. Jika tidak, Yenny optimistis Indonesia bisa mendapatkan medali di kategori men speed.

Selain Sam, Yenny Wahid juga mewaspadai kontingen dari China yang menjadi salah satu pesaing besar Indonesia. "Tetapi yang lain, seperti China selalu menjadi salah satu saingan terberat kita," ungkapnya.


Harapan ke Olimpiade

Di sisi lain, Yenny Wahid juga berharap atlet Indonesia kategori lead bisa menembus Olimpiade Los Angeles 2028. Harapan tersebut muncul ketika atlet Indonesia bertanding di Wujiang beberapa waktu lalu.

Di sana, atlet Indonesia kategori lead berhasil tembus 20 besar dunia. Indonesia sebelumnya belum dapat bersaing dalam kategori ini.

"Karena sebelumnya atlet lead kami itu belum bisa menembus, terakhir masih 40 (besar atau) 30 (besar). Bahkan ketika awal saya memimpin FPTI itu masih 100," ungkap Yenni Wahid.

Yenny menyebutkan ini adalah modal bagus untuk Indonesia bisa mengirimkan atlet panjat tebing kategori lead pada Olimpiade 2028. "Selama ini kan kami kirim atlet-atlet speed yang mendapatkan kualifikasi tiket di olimpiade, nah ke depan kami harapkan atlet lead juga bisa menembus Olimpiade," harapnya.

Berkali-kali Meyakinkan Bali Layak Tuan Rumah

Diketahui, lomba panjat tebing paling bergengsi itu bakal digelar di Peninsula Island, Nusa Dua, Bali, pada 2-4 Mei 2025. Yenny Wahid mengungkapkan Indonesia sudah dua kali menjadi tuan rumah ajang Piala Dunia Panjat Tebing tersebut. Namun, dua kali helatan itu diselenggarakan di Jakarta.

"Tidak mudah meyakinkan dari Federasi Internasional (IFSC) untuk bisa membawa ini keluar Jakarta karena zona Jakarta itu pasti zona nyaman," kata Yenny saat menghadiri acara gala lunch IFSC Climbing World Cup bersama Pemprov Bali dan seluruh atlet di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Denpasar, Kamis.

Yenny mengatakan FPTI berkali-kali meyakinkan IFSC agar kompetisi panjat tebing sedunia itu digelar di luar Jakarta. Walhasil, IFSC akhirnya menyetujui dan kegiatan yang diikuti oleh atlet dari berbagai negara itu dihelat di Bali.

"Inilah, kita pada saat ini menjadi bagian dari acara yang historis ini," imbuh putri Presiden ke-4, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu.

Menurut Yenny, Indonesia memiliki fasilitas panjat tebing bertaraf internasional sehingga dipilih sebagai tuan rumah. Ia menilai Bali sebagai destinasi pariwisata juga didukung oleh infrastruktur yang memadai.

"Jadi ini tentunya menunjukkan bahwa Bali adalah sebuah daerah yang dianggap punya sebagai sebuat destinasi internasional dan dianggap sebagai sebuah daerah yang punya standar internasional," tutur Yenny.

IFSC World Cup 2025 diikuti 241 peserta dari 32 negara, termasuk Inggris, Jepang, Italia, Amerika Serikat, hingga China. Adapun, Indonesia akan diwakili 30 atlet yang dua di antaranya berasal dari Bali.

Yenny berharap para atlet Indonesia bisa mengukir prestasi di kompetisi dunia itu. Dia juga ingin atlet asal Bali bisa merebut medali di tanah kelahirannya.

Siapkan Tumbler dan Galon

Yenny mengungkapkan pantia akan menyiapkan galon minum untuk para pengunjung saat perhelatan IFSC Climbing World Cup 2025. Hal itu sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah dalam mengurangi sampah plastik.

"Jadi di venue kami siapkan tumbler, galon kami siapkan. Menuju agar suasana pertandingan lebih environment friendly lebih ramah lingkungan," tuturnya.

Yenny menyatakan dukungannya atas pelarangan produsen air minum menjual Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) di bawah satu liter oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Menurutnya, kebijakan tersebut tepat dan bagus.

"Kebijakan itu menurut saya bagus. Mungkin beberapa pedagang kecil (yang) tidak setuju diberikan alternatif, diberikan pelatihan bahan baku berbeda," kata Yenny.

Dia menyarankan penggunaan bahan ramah lingkungan perlu didorong dengan pemberian insentif sebagai apresiasi. Hal ini bisa mempercepat peralihan.

"Jadi segala upayanya yang dilakukan, dalam hal ini kebijakan pemerintah, itu bagus sekali bahwa masyarakat menyesuaikan plastik," tuturnya.

Menurut Yenny, Indonesia masuk 10 negara dengan sampah plastik tertinggi di dunia. Sebagai informasi, Pemprov Bali menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah. SE tersebut juga melarang perusahaan air minum untuk memproduksi AMDK di bawah satu liter.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads