Gubernur Bali Wayan Koster meresmikan Gerakan Bali Bersih Sampah di Taman Werdhi Budaya Art Centre, Denpasar, Jumat (11/4/2025). Peresmian dihadiri Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dan ratusan perangkat desa se-Bali.
Koster berharap masyarakat Bali tidak lagi menggunakan plastik sekali pakai setelah terbitnya Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah. Ia mengakui penerapan kebijakan bebas plastik itu belum maksimal, terutama di pasar tradisional.
"Di pasar tradisional belum berhasil. Aduh, minta ampun tas kreseknya merah lagi warnanya, kacau balau," kata Koster saat menyampaikan kondisi persampahan di Bali kepada Menteri LH Hanif Faisol, Jumat malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koster mengungkapkan warga dan para pedagang di pasar tradisional sudah terbiasa menggunakan tas kresek. Menurutnya, perlu ada pengganti tas belanja yang ramah lingkungan serta murah dan mudah terjangkau masyarakat.
"Ke depan, kita perlu pikirkan bagaimana mengatasi. Ke masyarakat kita melarang tas kresek, solusinya harus diberikan juga," imbuh gubernur dua periode itu.
Dalam kesempatan itu, Koster juga menyampaikan pengelolaan sampah berbasis sumber oleh desa dinas dan desa adat di Bali. Per 2024, dia berujar, baru 290 desa dan desa adat atau 41 persen yang sudah melaksanakan pengelolaan sampah berbasis sumber.
Masih ada 346 desa dan desa adat atau 59 persen yang belum melaksanakan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber itu. Koster menyebut dirinya belum menyiapkan sanksi tegas terhadap pelanggar karena kebijakan itu mulai diterapkan saat pandemi COVID-19.
"Sampai 2022, masyarakat sulit. Kerjaan nggak ada. Jadi, saya nggak berani bertindak keras dan tegas secara psikologis," imbuh Koster.
Selain itu, Koster menilai masyarakat Bali juga belum terbiasa memilah sampah organik dan non organik. Belum lagi terbatasnya anggaran dan lahan untuk membangun Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R).
"Dan terakhir, sulit diterapkan di perkotaan karena volume sampahnya besar dan lahan terbatas, serta disiplin masyarakat belum terbangun," pungkas Koster.
Gubernur Bali Wayan Koster saat peresmian Gerakan Bali Bersih Sampah di Art Center, Denpasar, Jumat (11/4/2025).
(iws/iws)