Kebun sayur seluas 6,7 are itu terletak di Jalan Anyelir V, Desa Dauh Peken, Tabanan, Bali. Beragam sayuran seperti tomat, terung, cabai, hingga peria ditanam di kebun yang dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Kota Pala tersebut.
KWT Kota Pala mulai berkebun di sana sejak Januari 2025. Kebun tersebut terletak di sebelah kandang sapi. "Sayuran yang ditanam di sini organik," tutur Ketua KWT Kota Pala, Deonisia, kepada detikBali, Minggu (2/3/2025).
KWT Kota Pala berdiri pada 1 Februari 2019. Kelompok tani itu didirikan karena keinginan ibu-ibu di Dauh Peken untuk bertani di permukiman demi mencapai ketahanan pangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota KWT Kota Pala lalu berlatih hidroponik. Metode tersebut dianggap cocok lantaran Desa Dauh Peken merupakan permukiman.
Belakangan, pemerintah Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memiliki program sejumlah prioritas dalam Asta Cita. Salah satunya adalah swasembada pangan atau ketahanan pangan.
Deonisia mengeklaim sayur di kebun yang dikelola oleh KWT Kota Pala organik. Anggota KWT Kota Pala menggunakan kencing dan kotoran sapi sebagai pupuk.
Tanaman yang kekurangan kalsium diberi cangkang telur. Kayu putih digunakan untuk mengusir ulat yang bercokol di sayuran. "Jadi benar-benar organik," klaim perempuan berusia 50 tahun itu.
Lahirnya KWT Kota Pala tak lepas dari peran Andriana. Pendamping kelompok tani itu belajar hidroponik pada 2017.
Saat itu, Andriana berpikir hidroponik juga bisa diajarkan kepada ibu-ibu yang berada di Desa Dauh Peken. Mereka belajar menanam sayuran seperti kangkung dan bayam lalu mencobanya di rumah masing-masing.
"Program itu (hidroponik) lalu diadopsi untuk kegiatan di banjar-banjar," tutur perempuan berusia 42 tahun tersebut. Adapun, jumlah keluarga di desa itu mencapai 4.046 keluarga.
Ibu-ibu yang belajar hidroponik itu berkumpul di dalam grup WhatsApp. Mereka bisa saling berkonsultasi terkait hidroponik dan saling meminjamkan alat berkebun.
Ibu-ibu yang aktif berkebun di permukiman tersebut lalu membentuk KWT Kota Pala pada 2019. Kini anggota KWT Kota Pala mencapai 25 orang.
KWT Kota Pala mendapatkan bantuan dari BRI pada April 2021. Bank pelat merah itu memberikan bantuan berupa instalasi untuk hidroponik, perlengkapan untuk budidaya tanaman buah di pot (tabulampot), perlengkapan vertikultur, hingga green house atau rumah kaca. Nilai bantuan itu senilai Rp 100 juta.
KWT Kota Pala lalu bertani di halaman kantor Desa Dauh Peken. Mereka secara bergantian merawat beragam sayuran tersebut.
BRI memberikan bantuan lagi kepada KWT Kota Pala pada 2021. Bank pelat merah tersebut memberikan beragam perlengkapan untuk mengolah hasi kebun seperti freezer, mixer, oven, air frayer, kompor portable, kompor gas, alat pembuat mi, lemari, hingga etalase. Nilai bantuan itu Rp 100 juta.
Sejumlah hasil bumi dari urban farming tersebut, Andriana melanjutkan, dijual dan menjadi kas KWT Kota Pala. Sebagian lainnya disalurkan kepada warga Dauh Peken yang membutuhkan.
Menurut Andriana, ketahanan pangan bisa dilakukan dari lingkungan terkecil seperti keluarga. Sayuran dan buah bisa ditanam di rumah. Bahkan, perawatan tanaman sayuran dan buah di rumah bisa dilakukan tanpa zat kimia seperti pestisida dan pupuk kimia. "Paling tidak, cukup untuk kebutuhan rumah sendiri," ujarnya.
Perbekel Desa Dauh Peken I Komang Sanayasa berupaya mendukung kegiatan KWT Kota Pala demi mencapai ketahanan pangan. Misalkan, Desa membeli bibit tanaman dari KWT Kota Pala lalu memberikannya kepada warga Dauh Peken.
Bantuan lainnya, Sanayasa berujar, adalah pemberian pinjaman tanah di Jalan Anyelir V. Desa Dauh Peken mengajukan permintaan pinjaman lahan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan untuk digunakan bertani oleh KWT Kota Pala.
Menurut Sanayasa, perlu upaya mengedukasi warga Dauh Peken terkait pentingnya ketahanan pangan. Namun, hal itu perlu dilakukan agar penduduk juga bisa memproduksi pangan dari pekarangan rumahnya. "Paling tidak cabai, tomat, dan terung, bisa ambil dari pekarangan rumah," tutur pria berusia 54 tahun itu.
Regional CEO BRI Denpasar, Hery Noercahya, mengungkapkan bantuan yang diberikan bank pelat merah itu kepada KWT Kota Pala tidak hanya perlengkapan berkebun dan peralatan usaha, tapi juga pendampingan. "BRI memberikan bantuan pelatihan dan pendampingan dengan menggandeng akademisi, praktisi, dan tim ahli yang kompeten," ujarnya.
(gsp/gsp)