Kadek Wandika, ayah Kadek Melly Mudiani, mengungkapkan permintaan terakhirnya putrinya itu sebelum dikabarkan meninggal karena kecelakaan lalu lintas di Amerika Serikat (AS). Komunikasi Melly dengan ayahnya melalui telepon terjadi sehari sebelum mahasiswi magang itu tewas dalam kecelakaan hebat di New Orleans, Negara Bagian Louisana, AS.
Wandika mengungkapkan terakhir kali berkomunikasi dengan Melly lewat telepon saat malam pengerupukan atau sehari sebelum Hari Raya Nyepi pada Jumat (28/3/2025). Saat itu, Melly memintanya untuk mengirimkan video parade ogoh-ogoh di kampung halamannya, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali. Selain itu, Melly juga ingin melihat video pawai ogoh-ogoh di Denpasar.
Permintaan Melly itu pun langsung dituruti oleh Wandika. "Saat pengerupukan masih komunikasi. Dia (Melly) bilang 'tolong divideoin ogoh-ogohnya pak,' saya kirimkan," ujar Wandika sembari menirukan ucapan Melly saat ditemui di kediamannya di Desa Bontinhing, Kamis (3/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, Kadek Melly berangkat ke AS pada 27 November 2024 untuk mengikuti program J1 dengan magang di sebuah restoran di negara itu. Melly sedianya mengikuti program magang tersebut selama satu tahun.
Melly meninggal dunia setelah terlibat kecelakaan lalu lintas di New Orleans, AS, pada Sabtu (29/3/2025). Wandika berharap jenazah putrinya itu bisa segera dipulangkan untuk kemudian diberi upacara penghormatan terakhir menurut tradisi Hindu di Bali.
Berdasarkan informasi terakhir yang diterima Wandika, insiden kecelakaan yang dialami Melly masih dalam proses investigasi oleh otoritas setempat di AS. Ada dua orang di dalam mobil yang terlibat kecelakaan, yakni Melly dan seorang temannya yang berhasil selamat.
"Saat ini temannya masih di bawah penanganan FBI. Tidak boleh dijenguk siapapun termasuk jenazah anak saya," imbuh Wandika.
Tas Melly Ditemukan di TKP
Wandika tak bisa membendung air matanya saat mengenang sosok anak keduanya yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas di AS. Ia pun tak menyangka ketika menerima kabar duka tersebut dari agen yang memberangkatkan Melly ke AS.
Menurut Wandika, agen menyampaikan tas Melly ditemukan di lokasi kecelakaan maut tersebut. Tas itu berisi paspor milik Melly dan 12 lembar uang dolar.
"Tas itu dibuka dan dilihat isinya adalah paspor. Itu ditunjukkan ke kami dan kami mengenali bahwa itu memang Melly," tutur Wandika.
Sosok Kadek Melly
Kadek Melly Mudiani merupakan mahasiswi magang asal Buleleng, Bali, itu tewas setelah mengalami kecelakaan lalu lintas di New Orleans, sebuah kota di negara bagian Louisiana, AS.
Melly di mata keluarganya dikenal sebagai sosok yang mandiri dan pekerja keras. Setelah lulus di salah satu kampus pariwisata pada 2022, ia mengikuti program training di salah satu hotel di Bali. Meski ditawari menjadi pegawai tetap, Melly memilih mencari pengalaman dengan mengikuti program J1 atau magang di AS.
"Rencananya (Melly) setahun magang di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata dan restoran di AS," ujar Wandika.
Wandika mengungkapkan Melly mendapat kesempatan magang di salah satu restoran di AS. Melly pun berangkat ke AS pada 27 November 2024 setelah mendaftar melalui salah satu agen.
Selama tiga bulan di AS, Melly sering berkomunikasi dengan keluarganya di Bali. Menurut Wandika, putrinya itu juga mengaku betah mengikuti program magang di sana. Bahkan, perempuan berusia 23 tahun itu sudah punya sejumlah rencana untuk melanjutkan perjalanan kariernya ke depan.
"Dia sempat ngobrol sama saya juga ibunya, dia sudah merasa nyaman di sana dan apabila kontraknya habis ada dua kemungkinan akan memperpanjang di sana atau kemungkinan melanjutkan kuliah," tutur Wandika.
Wandika mengatakan Melly sempat berpikir untuk melanjutkan kuliah ke Australia. Suatu hari Melly bercerita salah satu temannya bisa kuliah sambil bekerja di Australia.
"Dia berencana kuliah sambil kerja, supaya tidak membebani orang tuanya lagi," imbuh Wandika.
Menurut Wandika, sewaktu kuliah Melly juga pernah mendapat beasiswa dari kampus untuk magang di AS. Namun, kala itu Melly gagal berangkat ke Negeri Paman Sam karena terbentur pandemi COVID-19.
Pemkab Buleleng Bantu Proses Pemulangan
Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Kadek Melly Mudiani. "Pemerintah Kabupaten Buleleng turut berduka cita atas kepergian Kadek Melly Mudiani. Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk membantu proses pemulangan jenazah," ujar Sutjidra saat melayat ke rumah duka di Desa Bontihing, Kamis.
Pemkab Buleleng, dia berujar, berupaya berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di AS untuk memastikan pemulangan jenazah Melly. Sutjidra menyebut otoritas setempat masih menunggu hasil investigasi dari Federal Bureau of Investigation (FBI).
"Korban sudah diautopsi, menunggu hasil investigasi FBI nanti sekitar 10 harian baru rencananya bisa dipulangkan," imbuh Sutjidra.
(hsa/gsp)