Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Kadek Melly Mudiani. Mahasiswi magang asal Buleleng, Bali, itu meninggal setelah terlibat kecelakaan lalu lintas di New Orleans, sebuah kota di negara bagian Lousiana, Amerika Serikat (AS).
"Pemerintah Kabupaten Buleleng turut berduka cita atas kepergian Kadek Melly Mudiani. Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk membantu proses pemulangan jenazah," ujar Sutjidra saat melayat ke rumah duka di Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Kamis (4/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng, dia berujar, berupaya berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di AS untuk memastikan pemulangan jenazah Melly. Sutjidra menyebut otoritas setempat masih menunggu hasil investigasi dari Federal Bureau of Investigation (FBI).
"Korban sudah diautopsi, menunggu hasil investigasi FBI nanti sekitar 10 harian baru rencananya bisa dipulangkan," imbuh Sutjidra.
Ayah Melly, Ketut Wandika, tak bisa membendung air matanya saat mengenang sosok anak keduanya yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas di AS. Wandika masih sulit menerima kabar duka tersebut dari agen yang memberangkatkan Melly ke AS.
Menurut Wandika, agen menyampaikan tas Melly ditemukan di lokasi kecelakaan maut tersebut. Tas itu berisi parpor milik Melly dan 12 lembar uang dolar.
"Tas itu dibuka dan dilihat isinya adalah paspor. Itu ditunjukkan ke kami dan kami mengenali bahwa itu memang Melly," tutur Wandika.
Berdasarkan informasi terakhir yang diterimanya, peristiwa kecelakaan yang dialami Melly masih dalam proses investigasi oleh otoritas setempat di AS. Ada dua orang di dalam mobil yang terlibat kecelakaan, yakni Melly dan seorang temannya yang berhasil selamat.
"Saat ini temannya masih di bawah penanganan FBI. Tidak boleh dijenguk siapapun termasuk jenazah anak saya," imbuh Wandika. Ia berharap jenazah Melly bisa segera dipulangkan untuk kemudian diberi upacara penghormatan terakhir menurut tradisi Hindu di Bali.
(iws/iws)