Gelar Agung Pecalang 2025: Perkuat Tekad Jaga Adat, Seni, dan Budaya Bali

Gelar Agung Pecalang 2025: Perkuat Tekad Jaga Adat, Seni, dan Budaya Bali

Fabiola Dianira - detikBali
Sabtu, 15 Mar 2025 11:37 WIB
Gelar Agung Pecalang Bali 2025 diselenggarakan di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala yang dihadiri oleh ribuan pecalang dari seluruh desa adat Bali, Sabtu (15/3/2025).
Gelar Agung Pecalang Bali 2025 diselenggarakan di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala yang dihadiri oleh ribuan pecalang dari seluruh desa adat Bali, Sabtu (15/3/2025). (Foto: Fabiola Dianira/detikBali)
Denpasar -

Gelar Agung Pecalang Bali 2025 resmi digelar pada Sabtu (15/3/2025) di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar. Acara ini dihadiri oleh Gubernur Bali Wayan Koster serta ribuan pecalang dari 1.500 desa adat se-Bali.

Kegiatan ini bertujuan memperkuat peran pecalang dalam menjaga ketertiban dan keamanan wilayah adat, terutama dalam menyambut Hari Nyepi Tahun Saka 1947. Dalam sambutannya, Gubernur Koster menyatakan apresiasinya terhadap inisiatif ini sebagai ajang konsolidasi pecalang se-Bali.

Acara ini juga menjadi momentum untuk memperkuat tekad dalam menjaga adat, seni, budaya, serta kearifan lokal Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oleh karena itu, pecalang Bali perlu dikuatkan, termasuk dalam etika dan kesopansantunan. Tidak boleh arogan, tidak boleh sombong, dan tidak boleh membentak orang sembarangan. Pecalang harus bekerja dengan simpatik," tegas Koster.

Sebagai Jagabaya Desa Adat atau satuan keamanan desa adat, pecalang diharapkan terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, modernisasi, dan digitalisasi tanpa meninggalkan jati diri budaya Bali.

ADVERTISEMENT

"Pecalang Bali memiliki peran strategis dalam mengimplementasikan kebijakan ini di tingkat akar rumput, yaitu desa adat. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh pecalang Bali untuk terus meningkatkan kemampuan, memperkuat sinergi dengan aparat keamanan negara, serta selalu beradaptasi dengan perkembangan teknologi agar semakin efektif dalam menjalankan tugas pengamanan di wewidangan desa adat," ujar Koster.

Koster juga menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi Bali, seperti kemacetan, krisis air, peredaran narkoba, serta masuknya paham asing yang berpotensi merusak adat istiadat.

Oleh karena itu, sistem pengamanan berbasis desa adat menjadi semakin penting sebagaimana tertuang dalam Perda Bali Nomor 26 Tahun 2020 tentang Sipandu Beradat.

"Saya mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung peran pecalang karena keamanan Bali adalah tanggung jawab bersama. Keamanan adalah kunci keberlanjutan pariwisata, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat Bali," pungkasnya.


Antusiasme Ribuan Pecalang

Gelar Agung Pecalang Bali 2025 dihadiri oleh ribuan pecalang dari berbagai desa adat di Bali. Acara yang digelar untuk pertama kalinya ini mendapat sambutan antusias dari para peserta.

"Ini pertama kali diadakan, tanpa pengalaman. Mereka sangat bersemangat, dari desa adat yang di pelosok-pelosok juga mengirim utusannya. Yang dari Singaraja, Jembrana, itu ada yang jam 2, jam 1 malam sudah berangkat," ujar Ketua Majelis Desa Adat, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet.




(dpw/dpw)

Hide Ads