Warga Banjar Wali, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali, Komang Kusumajaya (37), ditemukan tewas di tepi sungai Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), Senin (10/3/2025). Keluarga korban menduga Kusumajaya tewas dibunuh dan mendesak polisi untuk mengusut tuntas kasus ini.
Perwakilan keluarga korban, I Wayan Sutama, menjelaskan Kusumajaya pergi ke Banyuwangi pada Minggu (9/3/2025) sekitar pukul 08.00 Wita bersama tetangganya, Putu Saputra Adinata alias Gading, untuk mengambil motor miliknya. "Namun, hingga malam tidak kunjung datang," ungkap Sutama kepada detikBali, Selasa (11/3/2025).
Seminggu sebelumnya, lanjut Sutama, motor N-Max hitam milik Kusumajaya dibawa oleh Gading ke Gilimanuk untuk mengambil surat kir milik temannya. Namun, Gading malah membawa motor Kusumajaya ke Banyuwangi dan tidak membawa kembali motor tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah ditunggu sampai seminggu, motor keponakan saya tidak kunjung kembali. Saat ditanya Gading, selalu membuat alasan sehingga keponakan saya memutuskan untuk mengambil motornya di Banyuwangi," papar Sutama.
Hingga Senin (10/3/2025) sekitar pukul 06.00 Wita, Gading datang ke rumah korban sendirian. Dirinya mengatakan kepada orang tua Kusumajaya bahwa korban menginap di salah satu tempat hiburan malam di Desa Delod Berawah, Kecamatan Mendoyo.
"Ibu korban sempat bertanya kepada Gading kenapa pulang sendirian. Gading mengaku kalau korban menginap di Delod Berawah," papar Sutama.
Siang harinya pada 10 Maret 2025, orang tua korban cemas menunggu kepulangan Kusumajaya. Sore harinya, sekitar pukul 18.00 Wita, mereka mendapat kabar bahwa anaknya ditemukan tewas di pinggir sungai di Desa Wongsorejo, Banyuwangi, Jatim.
"Saudara kami sebelumnya pada tanggal 9 Maret 2025 sekitar pukul 20.00 Wita sempat menghubungi korban melalui telepon, namun tidak diangkat. Saat dihubungi melalui pesan WA, korban sempat membalas dan mengaku baru turun dari kapal di Pelabuhan Gilimanuk," jelas Sutama.
Keluarga korban menduga, pesan tersebut dibalas oleh Gading menggunakan HP korban. Pihak keluarga juga mencurigai adanya keterkaitan antara kematian korban dengan Gading. Kejanggalan lain yang ditemukan adalah adanya ember dan pancing di dekat mayat korban, padahal korban tidak suka memancing.
"Gading saat ini tidak ada di rumahnya. Kami pihak keluarga sangat meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini karena banyak kejanggalan atas kematian keponakan saya," imbuh Sutama.
Sutama juga mengatakan penjemputan jenazah Kusumajaya juga membutuhkan proses yang panjang. Sebab, keluarga masih kebingungan ketika dimintai persetujuan untuk autopsi. Sehingga, keluarga memutuskan membawa jenazah pulang karena kondisi jenazah yang sudah bengkak dan membiru.
"Saya bersama perwakilan keluarga yang lain ke Banyuwangi menjemput jenazah. Karena melihat kondisi jenazah yang sudah kaku serta membiru, keluarga memutuskan untuk membawa pulang agar secepatnya diupacarai sesuai adat Bali," jelas Sutama.
(iws/iws)