Macet Parah di Tabanan, Warga Harap Solusi Jalur Alternatif

Macet Parah di Tabanan, Warga Harap Solusi Jalur Alternatif

Ahmad Firizqi Irwan - detikBali
Kamis, 06 Mar 2025 15:17 WIB
Truk bermuatan jagung menabrak pohon di Jalan Denpasar-Gilimanuk, Jalan Denpasar-Gilimanuk, Banjar Dinas Jelijih, Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, Senin (9/12/2024). (Dok. Polsek Selemadeg Timur)
Ilustrasi kecelakaan dan kemacetan di Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan. (Dok. Polsek Selemadeg Timur)
Tabanan -

Kemacetan parah terjadi di Kabupaten Tabanan, Bali, khususnya di Kecamatan Selemadeg. Kendaraan yang melintas dari arah barat menuju timur terhenti hingga dua jam.

Salah satu tokoh masyarakat, I Ketut Narta, mengaku terjebak macet selama lebih dari dua jam. "Dari Bajera (Selemadeg) sampai Jelijih Selemadeg Timur perjalanan dua jam, bergerak sedikit tapi berhenti lama," ujarnya, Kamis (6/3/2025).

Setelah lama menunggu, diketahui penyebab kemacetan adalah pemangkasan dahan pohon di sepanjang jalan utama Denpasar-Gilimanuk, Kecamatan Selemadeg. "Ada pemangkasan pohon," ungkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Narta mengeluhkan kemacetan yang diperparah dengan hanya mengandalkan satu jalur utama. Kondisi ini membuat kendaraan sulit bergerak jika terjadi gangguan di jalur tersebut.

Penumpukan kendaraan tampak di kedua arah, baik dari barat ke timur maupun sebaliknya. Ia pun menyarankan agar pemerintah menyediakan jalur alternatif untuk mengurangi kemacetan.

ADVERTISEMENT

"Kita ada jalur alternatif, hanya saja jalannya tidak memadai untuk armada transportasi. Mungkin solusinya ada program jalur selatan, tapi bukan tol," lanjutnya.

Menurut Narta, ada jalur alternatif yang bisa membantu mengurai kemacetan. Jalur tersebut dimulai dari sebelah LPD Banjar Soko ke timur, melewati jembatan, Pura Dalem Banjar Antap, lalu ke Jalan Desa arah kiri hingga tembus ke Banjar Bebali. Dari sana, jalur berlanjut ke jalan desa hingga Pura Dalem Banjar Bebali Kelud, lalu ke kiri melewati sungai dan menanjak hingga Desa Kelecung.

"Hanya saja, jalan perlu diperbaiki dan dilebarkan. Jembatan di jalur alternatif juga perlu diperbaiki," imbuhnya.

Ia menjelaskan tidak semua orang mengetahui jalur alternatif ini, namun beberapa kendaraan yang menuju Pulau Jawa sudah menggunakannya.

"Biasanya ada kendaraan dari Badung Selatan dan Tanah Lot yang menuju Jawa lewat jalur ini. Hanya saja jalannya sempit," akunya.

Narta menambahkan bahwa jalur alternatif tersebut cukup sulit dilalui kendaraan roda empat karena belum memiliki dua jalur yang memadai.

"Jalur ini bisa menjadi solusi jika dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas dan infrastruktur yang lebih baik. Namun, saat ini kondisi jalannya menyulitkan kendaraan yang berpapasan. Jadi perlu pelebaran," pungkasnya.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads