Apakah Masih Bisa Makan Sahur Saat Adzan Subuh? Simak Penjelasannya

Apakah Masih Bisa Makan Sahur Saat Adzan Subuh? Simak Penjelasannya

Ni Komang Nartini - detikBali
Rabu, 05 Mar 2025 05:30 WIB
makan sahur bareng keluarga
Foto: Getty Images/Tirachard
Denpasar -

Bulan Ramadhan merupakan momen istimewa bagi umat muslim di seluruh dunia. Selain menahan diri dari makan, minum, dan perbuatan yang membatalkan puasa, umat muslim juga dianjurkan untuk melaksanakan sahur.

Sahur adalah makan dan minum yang dilakukan sebelum fajar tiba sebagai persiapan untuk menjalankan ibadah puasa sepanjang hari. Lalu, apakah masih diperbolehkan untuk melanjutkan makan sahur saat adzan subuh berkumandang?

Makna dan Keutamaan Sahur

Sebelum membahas lebih jauh mengenai batasan waktu sahur, penting untuk memahami makna dan keutamaan sahur itu sendiri. Sahur bukan hanya sekadar makan untuk mengisi perut sebelum berpuasa, tetapi juga merupakan sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur itu terdapat keberkahan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Keberkahan dalam sahur memiliki banyak dimensi. Selain memberikan kekuatan fisik untuk menjalankan ibadah puasa, sahur juga merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

ADVERTISEMENT

Sahur juga menjadi pembeda antara puasa umat Muslim dengan puasa umat lainnya. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi umat muslim untuk tidak meninggalkan sahur, meskipun hanya dengan beberapa teguk air.

Batasan Waktu Sahur Dari Perbedaan Pendapat Ulama

Persoalan batasan waktu sahur menjadi perdebatan di kalangan ulama dari berbagai mazhab. Secara garis besar, terdapat dua pendapat utama mengenai hal ini:

1. Pendapat yang Mengharuskan Berhenti Total Saat Terbit Fajar Shadiq

Pendapat ini menyatakan bahwa waktu sahur berakhir tepat saat terbit fajar shadiq, yaitu fajar yang sebenarnya yang menandakan masuknya waktu subuh. Dengan demikian, begitu adzan subuh mulai berkumandang, maka seseorang harus segera menghentikan segala aktivitas makan dan minum. Pendapat ini didasarkan pada interpretasi literal terhadap ayat Al-Qur'an dalam Surah Al-Baqarah ayat 187:

"...Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam..." (QS. Al-Baqarah: 187)

Menurut pendapat ini, "benang putih dan benang hitam" adalah metafora untuk terbitnya fajar shadiq. Oleh karena itu, begitu fajar shadiq terlihat, maka waktu untuk makan dan minum telah berakhir.

2. Pendapat yang Memberikan Keringanan (Rukhsah) dalam Kondisi Tertentu

Pendapat ini memberikan kelonggaran bagi seseorang yang masih makan atau minum saat adzan subuh berkumandang. Menurut pendapat ini, seseorang masih diperbolehkan untuk menyelesaikan suapan terakhir atau tegukan air terakhir, asalkan makanan atau minuman tersebut sudah berada di mulut sebelum adzan dimulai. Pendapat ini didasarkan pada beberapa pertimbangan:

Prinsip Kemudahan dalam Beribadah (Taisir): Agama Islam memberikan kemudahan dalam beribadah, terutama dalam kondisi yang sulit atau mendesak. Jika seseorang sudah berniat untuk sahur dan sudah mulai makan atau minum sebelum adzan, maka tidak memberatkannya untuk menyelesaikan apa yang sudah ada di mulutnya.

Hadis yang Menunjukkan Keringanan: Terdapat beberapa hadis yang secara implisit menunjukkan adanya keringanan dalam masalah ini. Misalnya, hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud, di mana Rasulullah SAW bersabda:

"Jika salah seorang di antara kalian mendengar seruan (adzan) sedangkan bejana (berisi makanan atau minuman) berada di tangannya, maka janganlah ia meletakkannya hingga ia menyelesaikan hajatnya (makan atau minum)."

Hadist ini memberikan indikasi bahwa seseorang masih diperbolehkan untuk menyelesaikan makan atau minumnya meskipun sudah mendengar adzan.

Sikap yang Dianjurkan: Mengutamakan Kehati-hatian dan Toleransi

Mengingat adanya perbedaan pendapat yang mendalam di kalangan ulama, sikap yang paling bijaksana adalah mengutamakan kehati-hatian (ihtiyat) dan toleransi (tasamuh).

1. Kehati-hatian (Ihtiyat)

Sebagai bentuk kehati-hatian, sebaiknya kita berusaha untuk menghentikan makan dan minum sebelum adzan subuh berkumandang. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa puasa yang kita jalankan sah dan tidak ada keraguan di dalamnya. Kita bisa memanfaatkan jadwal imsakiyah yang banyak beredar sebagai panduan untuk mengetahui perkiraan waktu imsak.

2. Toleransi (Tasamuh)

Jika kita masih dalam keadaan makan atau minum saat adzan subuh berkumandang, maka sebaiknya kita segera menghentikannya. Namun, tidak perlu merasa terlalu khawatir atau bersalah jika hanya tinggal satu atau dua suapan terakhir, terutama jika makanan atau minuman tersebut sudah berada di mulut sebelum adzan dimulai. Dalam kondisi seperti ini, kita bisa mengikuti pendapat ulama yang memberikan keringanan, dengan tetap berlandaskan pada niat yang baik dan kehati-hatian.

Selain itu, penting untuk diingat bahwa perbedaan pendapat dalam masalah agama adalah hal yang wajar. Kita tidak perlu saling menyalahkan atau merasa paling benar dengan pendapat yang kita yakini. Sebaliknya, kita harus saling menghormati perbedaan pendapat dan berusaha untuk mencari solusi yang terbaik berdasarkan ilmu dan dalil yang ada.

Tips Menghindari Keraguan Saat Sahur

Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menghindari keraguan dan kebingungan saat sahur:

β€’ Persiapan Sahur yang Matang
Rencanakan menu sahur dan siapkan makanan dan minuman jauh sebelum waktu imsak tiba. Dengan demikian, kita bisa makan dengan tenang dan tidak terburu-buru saat mendekati waktu subuh.

β€’ Memperhatikan Jadwal Imsakiyah
Jadwal imsakiyah dapat membantu kita untuk mengetahui perkiraan waktu imsak dan subuh. Usahakan untuk menghentikan makan dan minum beberapa menit sebelum waktu imsak yang tertera dalam jadwal.

β€’ Memperhatikan Lingkungan Sekitar
Perhatikan kondisi lingkungan sekitar, seperti cahaya di langit dan suara adzan dari masjid terdekat. Jika kita sudah melihat tanda-tanda fajar atau mendengar adzan subuh, maka segera hentikan makan dan minum.

β€’ Berdoa dan Berniat dengan Sungguh-sungguh
Sebelum memulai sahur, berdoalah kepada Allah SWT agar diberikan kekuatan dan kemudahan dalam menjalankan ibadah puasa. Niatkan sahur sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan sebagai persiapan untuk menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya.

Makan sahur saat adzan subuh masih menjadi perdebatan di kalangan ulama. Terdapat perbedaan pendapat mengenai batasan waktu sahur, dengan sebagian ulama mengharuskan berhenti total saat terbit fajar shadiq, dan sebagian lainnya memberikan keringanan dalam kondisi tertentu.

Dalam menghadapi perbedaan ini, sikap yang paling bijaksana adalah mengutamakan kehati-hatian dan toleransi. Sebaiknya kita berusaha untuk menghentikan makan dan minum sebelum adzan subuh berkumandang sebagai bentuk kehati-hatian.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads