Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Udayana (Unud) dan masyarakat yang tergabung dalam Forum Diskusi Transport Bali (FDTB) menggeruduk gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali, Kamis (27/2/2025). Mereka mendesak kejelasan pengoperasian kembali bus Trans Metro Dewata (TMD).
Massa yang berjumlah ratusan orang itu diterima di Wantilan DPRD Bali. Selain mahasiswa dan masyarakat, aksi ini juga dihadiri beberapa mantan driver dari bus TMD.
Audiensi ini merupakan lanjutan dari pertemuan pertama pada 13 Januari 2025. Mereka kembali mendatangi DPRD Bali lantaran tak kunjung ada kejelasan mengenai pengoperasian kembali bus 'tayo' itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Massa aksi membawa poster dengan berbagai tulisan yang menyinggung permasalahan TMD dalam demonstrasi itu. "Kembalikan TMD sekarang," begitu tulisan di akhir setiap poster, menegaskan tuntutan mereka agar layanan bus TMD segera diaktifkan kembali.
Para peserta aksi mengaku makin kesulitan dalam bekerja dan beraktivitas akibat penghentian layanan bus TMD. Sania Saraswati (30), salah satu pengguna TMD, mengungkapkan biaya perjalanannya membengkak setelah operasional bus TMD dihentikan.
"Biasanya saya hanya bayar Rp 8 ribu sekali jalan dari Ubud ke Sanur dengan TMD. Sekarang harus naik ojek online mobil, bisa Rp 175 ribu kalau tarif murah dan kalau hujan bisa sampai Rp 250 ribu. Itu belum biaya pulangnya," keluh Sania.
Dukungan terhadap aksi ini juga terlihat dari kehadiran beberapa unit bus TMD yang membantu mengantar peserta aksi ke lokasi. Saat salah satu bus berhenti, seorang pria disabilitas terlihat turun, menunjukkan kelompok rentan juga terdampak akibat terhentinya layanan bus TMD.
(hsa/hsa)