Heni Julaeha (29), seorang pekerja migran Indonesia (PMI) asal Jembrana, Bali, berhasil kembali ke Tanah Air setelah menghadapi perlakuan tidak manusiawi selama bekerja di Arab Saudi. Selama bekerja di sana, dia kerap disiksa oleh majikan. Begini kisahnya.
Heni memulai perjalanannya pada 27 Juli 2024 melalui agen di Banyuwangi, Jawa Timur. Awalnya, ia dijanjikan bekerja di Malaysia. Namun, sehari sebelum keberangkatan, tujuannya mendadak diubah ke Arab Saudi.
Dengan visa ziarah yang berlaku 90 hari dan dapat diperpanjang hingga setahun, ia bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART). Namun, sejak awal, pekerjaan itu penuh dengan penderitaan.
"Agen bilang awalnya ke Malaysia, tiba-tiba malam sebelum berangkat diubah ke Arab Saudi. Awalnya saya diminta hanya merawat seorang nenek. Namun, ternyata harus bisa segala pekerjaan rumah. Setiap bertanya saya selalu dimarahi," ungkap Heni kepada detikBali, Rabu (22/1/2025).
Gaji Tak Kunjung Dibayar
Heni mengungkapkan bahwa agen mengirimkan ART ke luar negeri berdasarkan pesanan dari majikan. Majikan harus membayar biaya hingga 18.000 riyal (sekitar Rp 80 juta) untuk mendapatkan pekerja.
Namun, selama enam bulan bekerja, ia hanya menerima gaji dua bulan, masing-masing sebesar 1.000 riyal (sekitar Rp 4 juta) per bulan.
"Gaji empat bulan lainnya tidak dibayarkan. Saat di bandara baru diberitahu bahwa sisa gaji tidak dibayarkan. Katanya digunakan untuk biaya kepulangan saya," ujar Heni.
Hidup bak di Neraka
Kisah Heni semakin kelam ketika ia menceritakan perlakuan buruk majikannya. Dia bagaikan hidup di neraka atas penyiksaan yang dialaminya.
Tidak hanya kata-kata kasar, ia juga mengalami kekerasan fisik sejak minggu pertama bekerja. Bahunya dipukul, perutnya ditendang, dan kepalanya dihantam.
"Dari awal bekerja sudah dapat perlakuan buruk. Awalnya cuma kata-kata kasar, tapi seminggu kemudian mulai kekerasan fisik, memukul badan, perut, hingga kepala. Ditendang juga. Saya masih trauma," katanya.
Majikannya juga menahan paspor Heni dan hanya memberinya akses ponsel saat gajian. Dalam kesempatan itu, ia mengadukan penderitaannya kepada keluarga di Indonesia.
Keluarganya kemudian melapor ke anggota DPRD Jembrana, yang meneruskan laporan tersebut ke DPR RI Komisi IX dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Setelah KBRI terus menekan majikan Heni, akhirnya ia dipulangkan. Namun, perjalanan pulangnya tidak semulus yang dibayangkan.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya...
Simak Video "Video: Setibanya di Korsel, Prabowo Disambut Pekerja Migran Asal Indonesia"
(dpw/dpw)