Santernya isu mengenai gugatan cerai Asma Al-Assad, istri Presiden Suriah yang digulingkan, Bashar Al Assad, dibantah oleh Rusia. Negara yang menampung keluarga Assad setelah kabur dari Suriah itu menegaskan itu tersebut tak sesuai dengan kenyataan.
Awalnya muncul beberapa laporan media yang mengatakan Asma selain ingin cerai juga berniat meninggalkan Rusia. Laporan tersebut juga mengatakan Asma al-Assad telah menyatakan "ketidakpuasan" dengan kehidupannya di Moskow dan bermaksud untuk pindah ke London.
"Tidak, itu tidak sesuai dengan kenyataan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan di ibu kota Rusia, Moskow, Rabu, dikutip dari detikNews.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Assad, yang merupakan pemimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah kelompok antirezim menguasai Damaskus, mengakhiri rezim Partai Baath selama 61 tahun, yang telah berkuasa sejak tahun 1963.
Rusia juga membantah laporan bahwa Assad telah dikurung di Moskow dan aset propertinya telah dibekukan. Rusia adalah sekutu setia rezim Assad dan menawarkan dukungan militer selama perang saudara.
Istri Assad adalah warga negara ganda Suriah-Inggris. Namun, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy sebelumnya menegaskan Asma tidak akan diizinkan kembali ke Inggris.
"Saya ingin memastikan bahwa dia adalah individu yang dikenai sanksi dan tidak diterima di Inggris," kata David Lammy, saat berbicara di parlemen awal bulan ini.
Dia menambahkan Inggris akan melakukan "segala yang saya bisa" untuk memastikan tidak ada anggota keluarga Assad yang "menemukan tempat di Inggris".
Asma Al Assad yang berusia 49 tahun itu lahir di Inggris dari orang tua Suriah pada tahun 1975 dan dibesarkan di Acton, London barat.
Dia pindah ke Suriah pada tahun 2000 pada usia 25 tahun dan menikah dengan suaminya hanya beberapa bulan setelah dia menggantikan ayahnya sebagai presiden. Selama 24 tahun menjadi ibu negara Suriah, Istri Assad menjadi bahan keingintahuan di media barat.
Baca di detikNews
(hsa/gsp)