Bagi pengantin baru, honeymoon atau bulan madu sering dianggap sebagai momen yang tak boleh dilewatkan. Ini adalah waktu khusus bagi pasangan untuk menikmati kebersamaan setelah resmi menjadi suami istri. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya dari mana istilah honeymoon berasal?
Istilah honeymoon berasal dari bahasa Inggris kuno, yaitu hony moone. Kata hony merujuk pada honey atau madu, simbol kelembutan dan manisnya pengalaman yang dirasakan pasangan baru. Sementara itu, moone mengacu pada bulan atau fase, menyiratkan bahwa masa manis ini mungkin hanya berlangsung sementara.
Baca juga: Mengapa Jarum Jam Berputar ke Arah Kanan? |
Awalnya, istilah ini digunakan sebagai pengingat bahwa masa-masa indah setelah pernikahan bisa saja memudar seiring waktu. Menariknya, konsep bulan madu dulunya memiliki makna yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Susan Waggoner, istilah ini muncul ketika pernikahan paksa masih lazim. Calon pengantin pria yang tidak mampu membayar mahar akan menculik wanita yang ingin dinikahinya dan menyembunyikannya hingga keluarga wanita berhenti mencari.
Selama masa persembunyian ini, pasangan menghabiskan waktu bersama, yang kemudian disebut sebagai honey month. Istilah tersebut lambat laun berubah menjadi honeymoon.
Pada awal abad ke-19, honeymoon mulai diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan oleh pengantin baru setelah pernikahan. Tradisi ini menjadi populer di kalangan masyarakat Eropa. George P. Monger, dalam bukunya Marriage Customs of the World (1940-1950), menjelaskan bahwa perjalanan pasca-pernikahan merupakan cara pasangan untuk merayakan pernikahan, meskipun bentuknya bergantung pada kemampuan finansial masing-masing.
Kini, honeymoon identik dengan perjalanan romantis ke destinasi impian. Selain untuk merayakan awal kehidupan bersama, momen ini juga bertujuan mempererat hubungan dan menciptakan kenangan indah. Meski maknanya telah bergeser dari sejarah kelamnya, honeymoon tetap menjadi simbol awal yang manis bagi pasangan suami istri.
Jadi, ketika Anda merencanakan bulan madu, ingatlah bahwa tradisi ini memiliki sejarah panjang yang penuh makna.
Artikel ini ditulis oleh Vincencia Januaria Molo peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(nor/nor)