Stres sering kali menjadi bagian tak terhindarkan dalam menghadapi tekanan hidup sehari-hari, entah dari pekerjaan, pendidikan, atau masalah pribadi. Stres dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental.
Namun, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi dan meredakan stres, salah satunya melalui membaca buku. Buku tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga bisa menjadi pelarian yang membantu menenangkan pikiran. Berikut beberapa referensi buku yang dapat membantu Anda menenangkan pikiran dan mengurangi stres.
1. Stop Overthinking
Buku 'Stop Overthinking' merupakan buku karya Nick Trenton yang berisi panduan praktis untuk mengatasi pikiran negatif dan kekhawatiran. Trenton dalam buku ini menawarkan nasihat dan latihan yang bisa membantu melepaskan diri dari siklus berpikir berlebihan yang tiada akhir untuk mencapai kejernihan pikiran. Anda bisa mempelajari cara efektif untuk mengurangi kecemasan dalam mengendalikan pikiran. Buku ini menjelaskan bagaimana seseorang dapat menjernihkan pikirannya dari rasa ketidaknyamanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buku ini merupakan eksplorasi yang menarik dalam ranah kesehatan mental seseorang. Terkadang, seseorang memiliki kecemasan, ketakutan akan masa depan, atau penyesalan akan masa lalu yang memenuhi pikirannya. Buku ini cocok untuk Anda yang memiliki rasa takut karena dalam 'Stop Overthinking' berfokus pada pengenalan dan menghindari pemicu stres yang tidak perlu. Buku ini bukan sekadar pengurangan stres, melainkan juga mendorong transformasi dalam melakukan pendekatan terhadap kehidupan.
Dalam buku ini juga dijelaskan konsep mengelola respons dengan bijak. Konsep mengubah sikap mental sangat diutamakan. Anda juga akan diajak untuk menerima kenyataan dengan lapang dada tanpa paksaan. Dengan menerima emosi, pembaca dapat lebih baik menerima dan mengelola kesehatan mentalnya. Salah satu teknik yang diperkenalkan adalah Teknik Grounding yang dikenal sebagai 5-4-3-2-1, dirancang untuk membantu pembaca mengalihkan perhatian dari kecemasan dan stres yang berlebihan ke pengalaman sensorik di sekitar mereka.
2. Berdamai dengan Takdir
Buku ini merupakan karya Sony Adams tentang seni meredam stres, merawat batin, dan memahami kehidupan agar lebih bahagia. Buku 'Berdamai dengan Takdir' berisi cara untuk menerima kenyataan dengan tidak mengeluh, terus berusaha, dan berdoa.
Penulis dalam buku ini menjelaskan cara mengontrol stres dan masalah dengan berfokus pada diri sendiri. Anda akan diajak untuk menerima segala keputusan dengan lapang dada. Dari sini dapat disimpulkan segala sesuatu yang tentunya tidak sesuai dengan ekspektasi berusahalah untuk tidak menyalahkan diri sendiri. Makin menyalahkan diri sendiri, makin besar rasa terpuruk yang ada.
Percayalah, segala sesuatu yang belum Anda peroleh sekarang akan Anda dapatkan nanti. Oleh sebab itu, jangan pernah ragu untuk percaya dengan takdir yang telah diterima. Buku ini cocok untuk Anda agar mulai percaya dan dapat menerima takdir.
3. Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah
Buku 'Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah' ditulis oleh Geul Bae Woo. Buku ini merupakan bentuk kepedulian terhadap diri. Dalam hidup ini tentu saja banyak suka duka, lelah, dan gelisah yang sering kita alami. Dalam buku ini, penulis menuangkan isi mengapa seseorang bisa merasa cemas. Penulis mengisahkan tentang berbagai kegagalan yang pernah dihadapinya.
Bagian ini mengajak kita untuk merenungkan kehidupan dan lebih mengenal diri sendiri. Meskipun kita sering kali mengalami jatuh bangun, kita diajak untuk tetap yakin masih banyak hal yang bisa kita capai asalkan kita terus berusaha. Di sini, penulis menekankan pentingnya pantang menyerah hingga akhirnya menemukan kebahagiaan.
Penulis juga membahas hubungan antarmanusia, mengingatkan kita terkadang merasa lelah karena memendam semua beban sendirian. Menyimpan emosi, pikiran, dan perasaan sendiri bisa sangat memberatkan. Buku ini memberikan banyak pelajaran tanpa terkesan menggurui, melainkan mengajak kita untuk melakukan introspeksi diri.
Buku 'Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah' pada bagian akhir mengeksplorasi soal jati diri, termasuk tentang pola pikir, sikap, dan kedewasaan. Penulis menjelaskan cara pola pikir seseorang memengaruhi perilakunya, serta setiap orang memiliki cara unik untuk mencapai kedewasaannya.
4. The Psychology of Money
Buku 'The Psychology of Money' merupakan karya Morgan Housel. Terkadang kita dalam kehidupan dihadapkan pada permasalahan sederhana, yakni keuangan. Buku ini bukan hanya tentang strategi keuangan, tetapi juga pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri.
Topik pembahasan utama buku ini tidak jauh dari keuangan. Sering kali, keuangan menjadi takhta tertinggi di kehidupan. Ketika Anda ingin membeli sesuatu, tentunya harus membutuhkan uang. Uang juga bisa membuat orang menjadi stres karena yang diinginkan tidak bisa dibeli.
Salah satu poin utama yang disampaikan adalah kekayaan tidak hanya soal angka atau penghasilan semata. Sebaliknya, Housel menekankan pentingnya memiliki pandangan jangka panjang dan kemampuan mengelola risiko dengan bijak. Ia menjelaskan kekayaan yang berkelanjutan dibangun melalui disiplin, kesabaran, dan kebijaksanaan. Selain itu, buku ini menekankan pentingnya membedakan antara kekayaan sejati dan penampilan kekayaan yang palsu.
Housel mengingatkan banyak orang mencari status atau kepuasan instan melalui konsumsi berlebihan dan utang, yang pada akhirnya justru merusak kondisi keuangan mereka dalam jangka panjang.
5. Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat
Buku 'Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat' merupakan karya Mark Manson. Buku ini pantas mendapatkan pengakuan sebagai salah satu buku self-help terbaik. Manson dalam buku ini mengajak pembaca untuk bersikap egois dan mementingkan diri sendiri karena tidak semua hal di dunia ini peduli dengan dirimu.
Manson melalui buku 'Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat' membagikan pemikirannya mengenai cara hidup dengan berfokus pada hal-hal yang penting saja. Menurutnya, kunci kehidupan yang bahagia bukanlah tentang memedulikan lebih banyak hal, melainkan tentang peduli pada hal yang sederhana.
Buku ini menjelaskan beberapa hal yang seharusnya tidak perlu dipedulikan, seperti pendapat negatif orang lain tentang diri Anda, terutama jika pendapat tersebut memaksa untuk berubah demi diterima secara sosial; hal-hal yang menghambat perjuangan dan proses; serta hal-hal yang tidak bermakna atau bukan prioritas dalam hidup. Mengabaikan hal-hal tersebut membuat Anda dapat menjalani hidup dengan lebih bebas, menjadi diri sendiri, dan menghadapi tantangan tanpa terlalu banyak tekanan.
Artikel ini ditulis oleh Vincencia Januaria Molo, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(iws/iws)