Kelompok Hamas turut buka suara atas kemenangan Donald Trump pada Pemilihan Presiden (Pilpres) AS. Saat ini, Hamas masih berperang melawan Israel yang didukung AS.
Hamas mengatakan bahwa AS di bawah Trump, harus mengakhiri 'dukungan buta' mereka terhadap Israel dalam perang yang berkecamuk di Jalur Gaza selama setahun terakhir.
Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat senior Hamas, Bassem Naim, yang merupakan anggota biro politik Hamas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dukungan buta terhadap entitas Zionis ini harus diakhiri karena ini mengorbankan masa depan rakyat kita dan keamanan, serta stabilitas kawasan," ucap Naim, dikutip dari detikNews, Kamis (7/11/2024).
Perang antara Hamas dan militer Israel telah berkecamuk di Jalur Gaza selama lebih dari setahun terakhir. Perang diawali oleh serangan mengejutkan Hamas terhadap wilayah Israel bagian selatan pada 7 Oktober tahun lalu, yang dilaporkan menewaskan 1.200 orang dan membuat lebih dari 250 orang lainnya disandera.
Rentetan serangan Israel terhadap Jalur Gaza, menurut Kementerian Kesehatan setempat, telah menewaskan sedikitnya 43.391 orang, yang sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan data otoritas kesehatan Gaza itu kredibel.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya telah mengucapkan selamat kepada Trump atas apa yang disebutnya sebagai "comeback terhebat dalam sejarah". Dia juga menyebut kemenangan Trump akan menjadi awal baru dalam aliansi AS-Israel.
"Selamat atas comeback terhebat dalam sejarah! Kembalinya Anda yang bersejarah ke Gedung Putih menawarkan awal baru bagi Amerika dan komitmen kuat terhadap aliansi besar antara Israel dan Amerika. Ini adalah kemenangan besar," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.
(dpw/dpw)