Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memprediksi puncak musim hujan di Bali terjadi pada Desember 2024. Adapun, sebagian wilayah Bali telah mulai memasuki awal musim hujan sejak September lalu.
Kepala Kelompok Kerja Meteorologi BBMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya menjelaskan hal itu berdasarkan hasil analisis dan pertimbangan kondisi fisis serta dinamika atmosfer. Menurutnya, wilayah Bali yang telah memasuki awal musim hujan meliputi Tabanan bagian utara, Badung bagian utara, Gianyar bagian utara, dan Bangli bagian tengah.
"Kemudian sampai Oktober akhir, kami prediksi sudah 50 persen wilayah Bali masuk musim penghujan, khususnya Bali bagian tengah," ujar Wiryajaya saat dihubungi detikBali, Senin (4/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah wilayah yang memasuki musim hujan pada akhir Oktober, antara lain Jembrana bagian utara dan timur, Buleleng bagian tengah dan selatan, Tabanan bagian barat, utara, dan tengah. Kemudian Badung bagian utara dan tengah, Karangasem bagian barat dan selatan, Bangli bagian selatan, Gianyar bagian tengah dan selatan, hingga Klungkung bagian utara.
Wirajaya menuturkan sebanyak 50 persen wilayah Bali akan mengalami puncak musim hujan pada Desember 2024. Meliputi Jembrana bagian utara dan timur, Buleleng bagian tengah dan selatan, Tabanan bagian barat, utara, dan tengah.
Berikutnya, Badung bagian utara dan tengah, Gianyar bagian utara, tengah, dan selatan, Bangli bagian tengah dan selatan, Karangasem bagian barat dan selatan, hingga Klungkung bagian utara.
"Kemudian Januari 2025 tambah lagi 40 persen (wilayah) dan sisanya 10 persen diperkirakan terjadi di bulan Februari. Jadi, sebagian besar di Januari itu 90 persen wilayah Bali mengalami puncak musim hujan," jelasnya.
Adapun, wilayah yang memasuki puncak musim hujan pada Februari 2025, yakni Bangli bagian utara dan timur serta Pulau Nusa Penida. Wiryajaya mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi saat puncak musim hujan.
"Masyarakat diharapkan mengenali lingkungannya sendiri dan potensi bencana yang ada di lingkungannya. Kemudian memanfaatkan peringatan dini dari BMKG untuk pengurangan resiko bencana tersebut," pungkasnya.
(iws/iws)