Jembrana Genjot Produksi RDF, Targetkan 50 Ton Sampah Terolah per Hari

Jembrana Genjot Produksi RDF, Targetkan 50 Ton Sampah Terolah per Hari

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Senin, 21 Okt 2024 21:26 WIB
Pengoperasian mesin pengolah sampah refuse derived fuel (RDF) di TPA Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, Jumat (18/10/2024). (Fptp: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Pengoperasian mesin pengolah sampah refuse derived fuel (RDF) di TPA Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, Jumat (18/10/2024). (Fptp: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Jembrana -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana menggenjot produksi refuse derived fuel (RDF) atau bahan bakar alternatif dari sampah. Hal itu dilakukan untuk mengoptimalkan pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Peh, Desa Kaliakah, Jembrana.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jembrana, Dewa Gede Ary Candra Wisnawa, menargetkan produksi RDF dapat mencapai lebih dari 50 ton per hari. Saat ini, produksi RDF di Jembrana baru 5 ton per hari.

"Untuk meningkatkan produksi RDF, kami terus melakukan berbagai upaya. Salah satunya menambah beberapa mesin seperti mesin pres dan mesin lainnya," ungkap Candra saat ditemui detikBali, Senin (21/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Candra mengungkapkan TPA Peh telah mengirimkan 21 ton RDF pada pengiriman pertama dan 20 ton RDF pada pengiriman berikutnya. Ia berharap penambahan mesin conveyor untuk pemilahan sampah di TPA Peh dapat meningkatkan produksi RDF di sana.

"Kami berharap dengan adanya pengadaan conveyor, target produksi 50 ton per hari dapat tercapai," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

RDF, dia berujar, dapat menjadi solusi untuk menangani masalah sampah di Jembrana. Selain mengurangi volume sampah di TPA, RDF disebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif untuk industri semen.

"Dengan terus melakukan optimalisasi dan inovasi dengan teknologi, diharapkan pengolahan sampah di Jembrana dapat berjalan lebih efektif dan efisien," tandas Candra.




(iws/dpw)

Hide Ads