Kasus tewasnya pasangan suami istri (pasutri) berinisial AANKAS alias GB (39) dan istrinya AASA (39) menjadi salah satu peristiwa yang menjadi sorotan pembaca detikBali dalam sepekan terakhir. GB dan istrinya itu ditemukan tewas bersimbah darah dengan posisi berpelukan di rumah mereka di Padangsambian Kaja, Denpasar, Bali.
Selanjutnya, insiden perkelahian pemuda yang berujung pengeroyokan di Buleleng saat Hari Raya Galungan juga mendapat perhatian publik. Video pengeroyokan di tengah jalan raya yang sempat viral di media sosial itu membuat polisi turut turun tangan.
Ada pula berita tentang seorang ibu rumah tangga (IRT) di Buleleng, Bali, berinisial RS yang harus berurusan dengan polisi. Ia ditangkap lantaran terlibat pengedaran narkoba bersama suaminya, IM. Adapun, RS bertugas menyimpan uang hasil penjualan sabu suaminya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berita viral lainnya terkait dengan pementasan tari joged bumbung di Bali. Seorang penari perempuan menjadi korban pelecehan oleh penonton. Penari joged bumbung itu dicium dari belakang dan disuruh menerima uang saweran dengan mulut. Sontak, aksi nyeleneh penonton itu menuai kecaman dari warganet.
Simak ulasan berita terpopuler di Bali sepekan berikut ini.
1. Pasutri Tewas Berpelukan di Denpasar
GB dan istrinya AASA ditemukan tewas berpelukan di kamar rumah mereka di Jalan Kebo Iwa Utara, Desa Padangsambian Kaja, Denpasar, Bali, Senin (23/9/2024). Jasad keduanya ditemukan tergeletak bersimbah darah di lantai kamar.
Berdasarkan pemeriksaan luar, ditemukan luka tusuk pada dada kiri AASA dan luka serupa pada leher GB. Polisi awalnya menyimpukan GB dan istrinya tewas bunuh diri. Belakangan, polisi menyelidiki kasus tewasnya pasutri tersebut dan melakukan autopsi terhadap jasad keduanya.
"Dugaan awal memang bunuh diri, tetapi kami belum bisa menyimpulkannya. Kami sedang melakukan autopsi dan tes toksikologi terhadap jenazah GB dan istrinya. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati, berdasarkan prinsip ilmiah," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Jansen Avitus Panjaitan, Kamis (26/9/2024).
Jansen menegaskan autopsi dilakukan untuk memastikan penyebab kematian pasangan tersebut. Adapun, tes toksikologi dilakukan guna menyelidiki lebih lanjut ada tidaknya faktor lain yang memengaruhi kematian mereka. Meski demikian, Jansen enggan memberikan detail terkait kejanggalan yang masih diselidiki.
Selain itu, polisi juga mendalami kasus tersebut dengan memeriksa saksi-saksi lainnya. Sejauh ini, sejumlah saksi dari keluarga dan pihak-pihak lain sudah diperiksa untuk mendukung proses penyelidikan.
"Olah TKP (tempat kejadian perkara) juga sudah dilakukan, begitu pula penyelidikan di sekitar lokasi. Semua ini akan dihubungkan untuk melihat apakah ada keterkaitan," tambah Jansen.
Putra sulung GB, AAKNSSP atau SP (19), menuturkan keluarganya sudah legawa dengan kepergian kedua orang tuanya. Dia dan keluarga besar lainnya juga sempat menolak proses autopsi terhadap jasad GB dan istrinya.
SP mengungkapkan kedua orang tuanya tidak terlibat cekcok atau pertengkaran sejak beberapa hari sebelum ditemukan tewas. Menurut dia, GB dan istrinya terlihat baik-baik saja sejak Sabtu (21/9/2024) malam.
"Sempat makan malam bareng malam minggunya. Karena ada acara kecil-kecilan bareng keluarga," kata SP, Senin.
SP menyebut ayahnya sempat berseloroh dengan menyebut ingin meninggal bersama sang istri untuk mengungkapkan cintanya. Dia pun yakin, kedua orang tuanya itu tewas karena bunuh diri. "Mungkin ajik (bapak) bercanda sampai mengeluarkan kata-kata mau meninggal bareng untuk mengungkapkan cintanya," imbuhnya.
2. Pengeroyokan Pemuda Saat Galungan di Buleleng
![]() |
Video perkelahian antarpemuda saat Hari Raya Galungan pada Rabu (25/9/2024) viral di media sosial (medsos). Perkelahian pemuda yang berujung pengeroyokan di tengah jalan raya itu terjadi di Kelurahan Banyuning, Buleleng.
Perkelahian di tengah jalan itu sempat membuat arus lalu lintas macet. Berdasarkan video berdurasi 9 detik yang beredar di medsos, salah seorang pemuda tampak tersungkur di aspal. Dia lalu dipukuli oleh pemuda lainnya.
Selain itu, terlihat pula salah seorang pemuda membawa benda yang terlihat seperti senapan. Sementara itu dari video lainnya terlihat sejumlah pemuda memukuli satu orang pemuda yang tergeletak di tengah jalan.
Kapolsek Singaraja Kompol Made Agus Dwi Wirawan mengungkapkan perkelahian antarpemuda itu bermula dari sebuah unggahan di medsos. Menurutnya, dua pemuda berinisial Kadek IS dan Krisna alias Dower awalnya saling balas komentar dalam unggahan tersebut. Mereka lantas membuat bertemu di Pantai Penarukan pada Rabu sore.
Sampai di sana, mereka kedua pemuda itu berkelahi dan sempat berdamai. "Antara keduanya dan sudah didamaikan, sudah selesai dari masing-masing pihak," kata Agus Dwi, Kamis (24/9/2024).
Agus Dwi mengatakan kedua pemuda itu kembali membuat perhitungan setelah pulang dari Pantai Penarukan. Mereka pun kembali berkelahi di perempatan Kelurahan Banyuning. "Setelah TKP pertama di Pantai Penarukan tadi, terjadi perkelahian lagi di simpang Banyuning," imbuhnya.
Agus menyebut ada tiga kejadian yang telah dilaporkan oleh warga terkait perkelahian pemuda itu. Laporan pertama dilayangkan oleh Made Sumerteyasa yang mengaku sebagai korban pengeroyokan oleh Kadek P, Putu A, dan KS.
Laporan kedua dilayangkan oleh Kadek Putrayasa yang mengaku dianiaya oleh VA dan D. Sedangkan, laporan ketiga dilayangkan oleh VA dengan terlapor KS, Gede A, dan OP.
Saat kejadian, Agus berujar, ada pemuda yang membawa senapan angin. Kepada polisi, pemuda tersebut mengaku baru selesai berburu. Saat melintas di lokasi kejadian, pemuda itu melihat temannya dikeroyok. Ia pun berusaha untuk melerai kejadian tersebut.
Belakangan, perkelahian berujung pengeroyokan yang melibatkan pemuda Desa Petandakan dan Kelurahan Banyuning tersebut berakhir damai. Hal itu setelah Polres Buleleng melakukan mediasi terhadap kedua pihak yang terlibat, Kamis (26/9/2024).
3. IRT Ditangkap gegara Simpan Uang Suami Hasil Jual Sabu
![]() |
Seorang ibu rumah tangga (IRT) di Buleleng, Bali, berinisial RS ditangkap polisi lantaran terlibat pengedaran narkoba bersama suaminya, IM. RS bertugas menyimpan uang hasil penjualan sabu suaminya.
Kasat Narkoba Polres Buleleng, AKP Putu Subita Bawa, mengatakan RS mengetahui kegiatan suaminya menjual sabu-sabu di rumahnya. Uang hasil penjualan sabu itu kemudian disimpan oleh RS.
Perempuan berusia 27 tahun itu ditangkap di rumahnya di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, pada 10 Agustus 2024. Sementara itu, IM kabur saat hendak ditangkap.
"Saat itu tim berhasil mengamankan istrinya bernama RS," kata Subita saat konferensi pers, Senin (23/9/2024).
Subita menuturkan kasus ini merupakan pengembangan dari penangkapan sebelumnya terhadap tersangka berinisial MH. MH sebelumnya ditangkap di Kelurahan Kampung Kajanan karena kepemilikan narkoba seberat 0,26 gram.
Dari hasil interogasi, MH mengaku membeli barang haram tersebut dari IM asal Desa Pegayaman. Polisi pun melakukan penggerebekan ke rumah IM.
Saat polisi sampai di rumah mereka, IM beserta dua temannya melarikan diri ke kebun cengkeh di belakang rumahnya. Polisi kemudian menangkap RS, istri dari IM.
Setelah mengamankan RS, polisi lantas menggeledah rumah IM dan mengamankan barang bukti satu paket plastik klip bening diduga sabu seberat 0,44 gram. "Kemudian, RS bersama dengan semua barang bukti lainnya diamankan ke mako Polres Buleleng untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," kata Subita.
Atas perbuatannya, RS dijerat dengan Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ia terancam pidana maksimal 20 tahun penjara dan denda mencapai Rp 10 miliar.
IM, suami dari RS, kini telah dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO). Polisi saat ini sedang melakukan pengejaran terhadap IM.
4. Penari Joged Bumbung Dicium Penonton-Disawer lewat Mulut
![]() |
Pementasan tari joged bumbung di Bali kembali menjadi sorotan. Kali ini, seorang penari joged bumbung menjadi korban pelecehan oleh penonton. Penari tradisional Bali itu dicium dari belakang dan disuruh menerima uang saweran dengan mulut.
Video aksi tak senonoh pengibing (penonton yang ikut menari dalam tarian joged bumbung) terhadap penari perempuan itu viral di media sosial. Dugaan pelecehan itu terjadi pada sebuah acara tigang sasih atau peringatan tiga bulanan bayi dalam adat Bali.
Berdasarkan video yang beredar, penari tersebut tiba-tiba dicium penonton dari belakang. Sontak, ekspresi penari yang awalnya ceria, berubah menjadi kesal. Ia tampak marah sembari memegang pipinya sebelum lanjut menari.
Pada video lainnya, seorang penari joged bumbung juga dilecehkan oleh penonton pria berbeda. Pengibing itu bermaksud memberikan saweran Rp 100 ribu kepada sang penari. Namun, laki-laki itu menyerahkan saweran dengan menyodorkan mulutnya dan berharap si penari menerima dengan mulut juga.
Penari berkebaya merah itu awalnya hendak mengambil uang tersebut menggunakan tangan. Namun, sang pengibing menarik diri. Penari perempuan pun memberikan kode menggunakan jari telunjuknya dan mengisyaratkan tidak boleh.
Pengibing pria itu lantas meninggalkan penari joged bumbung dan mengembalikan selendang kepada sang penari. Aksi tak senonoh penonton terhadap penari joged bumbung itu menuai kecaman dari warganet.
Kepala Dinas Kebudayaan Bali I Gede Arya Sugiartha menyesalkan ulah penonton saat pementasan joged bumbung tersebut. Terlebih, selama ini beredar stigma penari joged bumbung identik dengan hal-hal erotis.
"Pengibing akhirnya mengeneralisasi semua penari joged dikira seperti itu. Ini yang sudah kami luruskan meskipun susahnya bukan main," ujar Arya.
"Sekarang jadi begitu imej penari joged. Akibat nila setitik oleh penari jaruh yang baik-baik juga dikira sama," pungkasnya.
(iws/iws)