Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus, telah tiba di Indonesia dan akan melaksanakan misa akbar di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis (5/9/2024) sore. Semua paroki dari seluruh Indonesia, termasuk Bali, mengirimkan jemaat mereka untuk menghadiri acara religius besar tersebut.
Aloysia Hardani adalah satu dari sekian jemaat Katolik asal Bali yang bakal mengikuti misa akbar Paus Fransiskus di GBK. Perempuan berusia 54 tahun itu merupakan warga Desa Palasari, Jembrana.
"Kami dari Paroki Hati Kudus Yesus Palasari. Saya mendapat kuota untuk ikut misa di GBK dari Romo Benediktus Deni Mary," kata Aloysia saat dihubungi detikBali, Rabu (4/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misa akbar bersama Paus Fransiskus akan menjadi pengalaman religius yang paling berkesan dalam hidup Aloysia. Musababnya, misa akbar ini menjadi kesempatan pertama bagi Aloysia dapat bertatap muka dengan Paus Fransiskus.
"Sungguh luar biasa bagi saya untuk bisa bertemu dan menerima berkat dari Bapa Paus. Ini adalah pengalaman pertama saya bertemu dengan Paus bersama keluarga," kata Aloysia.
Aloysia tidak melakukan banyak persiapan menjelang misa akbar. Dia hanya menyiapkan pakaian Paroki Palasari dan batin sebelum menerima pemberkatan dari Paus Fransiskus. "Saya berharap berkah berlimpah untuk keluarga saya, termasuk kesehatan dan rezeki," ujarnya.
Aloysia mengungkapkan setiap paroki di Bali hanya mengirimkan sekitar belasan jemaatnya untuk menghadiri misa akbar bersama Paus Fransiskus di GBK. Sebagai contoh, paroki di Denpasar hanya membuka pendaftaran selama dua jam. "Setelah itu ditutup. Hanya dicari 14 orang saja," jelasnya.
Saat ini, Aloysia sudah berada di Jakarta bersama dua anaknya dan sembilan jemaat lain dari paroki yang sama.
Rekan separoki Aloysia, Rika Ambarawati (47), juga mengungkapkan antusiasmenya untum menghadiri misa akbar dengan Paus Fransiskus di GBK. Rika merupakan warga Denpasar.
"Kami antusias banget ya karena (Paus Fransiskus) terakhir ke Indonesia tahun 1989. Jadi, mungkin kesempatan sekali seumur hidup," kata Rika.
Tak ingin sekadar melihat Paus Fransiskus, Rika bahkan berharap dapat berjabat tangan dengan pemimpin agama Katolik sedunia berjuluk The Smiling Pope itu.
Setali tiga uang dengan Aloysia, Rika juga tidak punya persiapan khusus untuk mengikuti misa akbar dengan Paus Fransiskus. Dia hanya harus memperhatikan hal-hal teknis yang berkaitan dengan akses masuk ke GBK.
Menurut Rika, para jemaat sudah diberi arahan dari paroki melalui webinar soal tata tertib saat memasuki dan selama ibadah misa di GBK. Rika kini telah berada di Jakarta. "Saya berangkat sama keponakan, suami, kakak, dan sepupu saya," katanya.
Awalnya, Rika mengaku tidak terlalu antusias berangkat ke Jakarta untuk menghadiri misa akbar bersama Paus Fransiskus. Namun, dia mengaku diajak Romo Deni untuk menghadiri misa akbar itu.
Gayung bersambut. Beberapa hari kemudian, Rika mencoba mendaftar misa akbar di paroki kampung halamannya di Desa Palasari, Jembrana. Ternyata, masih ada kesempatan untuk dirinya dan keluarga menghadiri misa itu.
"Tadi saya nggak terpikir saat Romo menawarkan (hadir dalam misa akbar di GBK), tetapi dorongan dari kakak akhirnya saya sempat hubungi Romo apakah masih ada kuota. Thank God, kami dapat," ungkap Rika penuh syukur.
(iws/gsp)