.webp)
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan Indonesia akan menyumbangkan ribuan vaksin hingga alat deteksi penyakit Mpox atau cacar monyet untuk Afrika. Menurutnya, kerja sama Indonesia dengan Afrika dalam penanggulangan penyakit pernah dilakukan saat pandemi COVID-19.
"Dalam rangka kerja sama dengan Afrika, kita nanti akan mendonasikan vaksin dan juga alat deteksi seperti PCR (polymerase chain reaction), seperti COVID dulu," kata Budi seusai peresmian Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, Bali, Senin (2/9/2024).
Budi menjelaskan Indonesia akan membeli sekitar 10 ribu vial vaksin Mpox dari Jepang. Dari jumlah tersebut, lebih dari 5.000 vial vaksin akan didonasikan untuk Afrika dan sisanya akan digunakan di dalam negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagian kita pakai untuk Indonesia, sebagian kita donasikan (untuk Afrika)," bebernya.
Sementara terkait alat deteksi Mpox, Budi berujar, tak perlu lagi mengimpor karena bisa diproduksi di dalam negeri. Menurutnya, alat deteksi itu merupakan hasil riset para peneliti yang dilakukan semasa pandemi COVID-19.
"PCR ini adalah buatan dalam negeri Indonesia. Jadi kita sudah mampu. Terima kasih waktu COVID, peneliti bisa buat alat deteksi patogen atau penyakit yang bagus," pungkasnya.
Untuk diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Mpox sebagai darurat kesehatan global. Virus cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) adalah salah satu spesies virus cacar yang ditandai dengan ruam yang diikuti dengan benjolan yang muncul di kulit.
Wabah yang disebabkan virus Monkeypox ini tergolong penyakit zoonosis, yakni penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia.
Monkeypox dapat menular ke manusia melalui kontak fisik dengan hewan terinfeksi. Risiko tertular monkeypox dari hewan dapat diturunkan dengan meminimalisasi atau menghindari kontak dengan hewan liar, terutama hewan sakit atau mati, termasuk daging dan darahnya.
(iws/hsa)
