Menkes Ungkap Kematian Bayi di Bali Lebih dari Seribu per Tahun

Menkes Ungkap Kematian Bayi di Bali Lebih dari Seribu per Tahun

Ida Bagus Putu Mahendra - detikBali
Senin, 02 Sep 2024 19:03 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin (dua dari kiri) dalam peresmian Gedung KIA RSUP Prof Ngoerah, Seni (2/9/2024).
Foto: Menkes Budi Gunadi Sadikin (dua dari kiri) dalam peresmian Gedung KIA RSUP Prof Ngoerah, Seni (2/9/2024). (Ida Bagus Putu Mahendra/detikBali)
Denpasar -

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan tingkat kematian bayi di Bali yang cukup tinggi, yakni lebih dari seribu per tahun. Hal ini menjadi salah satu alasan mendesaknya Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak RSUP Prof IGNG Ngoerah dibangun.

"Kalau 38 ribu yang meninggal setahun pasti sangat urgen (pembangunan Gedung KIA). Saya rasa kematian bayi di Bali di atas seribu. Itu kan banyak sekali," ujar Budi saat peresmian Gedung KIA RSUP Prof Ngoerah di Denpasar, Senin (2/9/2024).

Budi menerangkan Gedung KIA RSUP Prof Ngoerah akan menangani bayi-bayi prematur. Termasuk bayi yang sangat prematur dengan berat di bawah 1.000 gram atau lahir di bawah 28 minggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenkes mencatat bayi di Indonesia yang lahir tiap tahun mencapai 4,6 juta jiwa. Paling banyak berada di wilayah Jawa. Sementara jumlah kematian bayi tiap tahunnya mencapai 38 ribu jiwa.

ADVERTISEMENT

Gedung KIA RSUP Prof Ngoerah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin sore. Gedung ini menjadi gedung kelima dari sepuluh gedung rumah sakit yang diprioritaskan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pembangunannya.

"Ini rumah sakit kelima yang diresmikan (oleh Joko Widodo)," ujar Budi.

Budi membeberkan Jokowi menganggarkan pembangunan 17 rumah sakit besar. Belasan rumah sakit besar yang tersebar di sejumlah wilayah Indonesia itu dibangun sejak pandemi COVID-19 usai.

Dari 17 rumah sakit yang dianggarkan pembangunannya, baru sepuluh rumah sakit yang benar-benar rampung. Salah satunya, Gedung KIA RSUP Prof Ngoerah.

Dua rumah sakit, Budi melanjutkan, masih dalam proses pembangunan. Dua rumah sakit tersebut yakni RS Pusat Otak Nasional (RS PON) dan rumah sakit di wilayah Papua. Diperkirakan dua rumah sakit tersebut dapat diresmikan tahun depan.

"Dua (rumah sakit), di Papua dan RS PON sudah dibangun, hampir selesai, mungkin mundur peresmiannya tahun depan," ungkapnya.

Sementara itu, lima rumah sakit sisanya disebut akan mulai dibangun pada masa pemerintahan selanjutnya. "Lima (rumah sakit) akan dibangun di masa presiden selanjutnya. Tapi pendanaan sudah kami siapkan," imbuh Budi.




(hsa/gsp)

Hide Ads