Tampe Ruma Sani: Cerita Rakyat Flores yang Mengajarkan Nilai Kesabaran

Tampe Ruma Sani: Cerita Rakyat Flores yang Mengajarkan Nilai Kesabaran

Anastasya Evlynda Berek - detikBali
Jumat, 23 Agu 2024 23:30 WIB
Ilustrasi cerita Tampe Ruma Sani. (Istimewa)
Foto: Ilustrasi cerita Tampe Ruma Sani. (Istimewa)
Flores -

Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki kekayaan cerita rakyat yang melegenda. Salah satunya berasal dari daerah Flores dengan judul Tampe Ruma Sani.

Cerita rakyat ini menjelaskan mengenai cerita hidup seorang anak perempuan dengan rambut panjang yang dapat memberikan nilai-nilai kebaikan bagi kita semua.

Kisah Tampe Ruma Sani

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir dari laman dongenceritarakyat, cerita ini mengisahkan tentang anak perempuan bernama Tampe Ruma Sani yang ditinggal mati oleh ibunya. Ia hidup bersama dengan ayahnya yang merupakan seorang nelayan dan adiknya yang masih kecil.

Setiap hari Tampe Ruma Sani bertugas untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah. Bahkan ia pergi menjual hasil tangkapan sang ayah ke pasar pada pagi-pagi hari.

ADVERTISEMENT

Dalam perjalanan menjual ikan, Tampe Ruma Sani disapa oleh seorang perempuan yang pada akhirnya menjadi ibu tiri bagi Tampe Ruma Sani dan adiknya Laga Ligo.

Ketika perempuan tersebut sudah menjadi ibu tiri bagi kedua anak itu, semula semuanya tampak baik-baik saja. Namun seiring berjalannya waktu ibu tiri itu mulai berubah dan suka memarahi Tampe Ruma Sani bersama adiknya Lago Ligo.

Adapun pada saat sang ayah pulang, ibu tiri tersebut menyiapkan makanan yang lezat. Sedangkan ketika sang ayah pergi melaut, maka Tampe dan adiknya hanya diberi makan nasi dari beras yang hancur.

Seiring berjalannya waktu, kedua anak tersebut tumbuh cukup dewasa sehingga mereka berniat meminta izin kepada sang ayah untuk merantau. Mereka pun mendapat izin sang ayah setelah awalnya sang ayah merasa ragu.

Dalam perjalanan kedua anak tersebut merantau, setelah beberapa hari perbekalan makanan mereka pun habis. Lalu mereka menemukan rumah kosong di tengah-tengah hutan yang tak berpenghuni, namun selalu ada makanan yang baru dimasak setiap harinya.

Alhasil mereka pun menyantap makanan yang selalu tersaji di meja makan sembari menunggu pemilik rumah yang tak kunjung datang. Kemudian mereka pun berpikir bagaimana ketika suatu hari nanti makanan yang selalu baru dimasak tersebut tidak tersaji lagi dan mereka tidak dapat makan?

Akhirnya mereka memutuskan untuk menjual rempah-rempah sebanyak tiga karung besar yang beberapa lalu dilihat oleh sang adik Laga Ligo di sudut dapur dalam rumah tersebut. Kemudian Laga Ligo pergi menjual rempah-rempah tersebut dan sang kakak, Tampe Ruma Sani, tinggal di rumah untuk menunggu pemilik rumah datang.

Pada saat yang bersamaan, rombongan raja yang sedang berburu menemukan rumah di dalam hutan tersebut. Rombongan raja merasa heran siapa yang berani mendirikan rumah di tengah hutan tanpa sepengetahuan raja.

Kemudian raja beserta rombongannya memeriksa rumah itu dan mendapati Tampe Ruma Sani yang ketakutan dan sedang bersembunyi. Alhasi Tampe Ruma Sani menceritakan keadaan yang sesungguhnya, lalu raja pun merasa iba akhirnya mengajak Tampe Ruma Sani dan Laga Ligo untuk tinggal di istana menjadi anak angkatnya.

Mereka pun hidup bahagia bersama raja di istana.

Itulah cerita rakyat tentang Tampe Ruma Sani yang dapat kita petik pelajaran baiknya untuk dicontoh dalam kehidupan sehari-hari.

Pesan moral yang dilansir dari laman dongengceritarakyat mengenai Tampe Ruma Sani adalah kesabaran dan kepasrahan yang tulus akan membuat kebahagiaan segera datang menjemputmu.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads