Polisi mengusut dugaan kelalaian dalam peristiwa kebakaran Pasar Rakyat Tematik Wisata Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu (17/8/2024). Sebab, diduga ada pegawai pasar yang lalai mengawasi aliran dan alat kelistrikan di Pasar Tematik Ubud.
"Tentu akan dilihat siapa yang bertanggung jawab di sini," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Jansen Avitus Panjaitan seusai Simulasi Pengamanan Pilkada di Lapangan Puputan Margarana, Monumen Bajra Sandhi, Denpasar, Kamis (22/8/2024).
"Misalnya orang yang melaksanakan tugas apakah sudah melakukan pemeriksaan dengan baik," imbuh Jansen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jansen mengatakan, jika memang ada dugaan kelalaian, polisi akan menindak tegas pegawai yang bersangkutan. Hal itu dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban setelah insiden kebakaran yang pernah terjadi pada 2016. "Karena kami harapkan ada efek jera agar tidak ada kejadian seperti ini lagi," kata Jansen.
Jansen mengatakan hasil pemeriksaan laboratorium forensik (labfor) menunjukkan kebakaran itu disebabkan korsleting listrik. Labfor menemukan banyak kabel dan material yang hasil pemeriksaannya mendukung dugaan itu. Kabel dan material itu ditemukan di ruang bawah tanah (rubanah) atau basement pasar.
"Lokasi ditemukan ada beberapa kabel dan disimpulkan dari beberapa material yang diperiksa oleh Labfor diduga penyebab kebakaran dipicu arus pendek," ungkap mantan Kapolresta Denpasar itu.
Sebelumnya, penyebab kebakaran Pasar Ubud, Gianyar, Bali, pada Sabtu (17/8/2024) mulai terkuak. Bidang Laboratorium Forensik (Bid Labfor) Polda Bali masih melakukan penyelidikan, tetapi kuat dugaan penyebab kebakaran adalah korsleting arus listrik dari salah satu toko di basement atau rubanah.
"Kepolisian mengamankan kabel (dan) abu arang dari lokasi awal terbakar dengan dugaan awal adalah korsleting listrik," kata Kapolres Gianyar, AKBP Umar, Senin (19/8/2024).
Umar menjelaskan polisi telah mendapatkan keterangan satuan pengamanan (satpam), Sang Putu Yoga Putra, yang bertugas saat itu. Satpam itu awalnya mendapatkan laporan dari seorang tukang parkir, I Wayan Budiartana, sekitar pukul 13.00 Wita.
Yoga Putra menerima laporan jika ada kobaran api muncul pertama kali dari lapak dagang yang menjual aneka plastik, kain, sembako, dan sejenisnya. Lapak itu milik Sri Supadmi, pedagang asal Desa Nyalian, Klungkung, yang berjualan dekat tangga.
"Posisinya ada di nomor dua, dan dari keterangan satpam langsung mendobrak pintu rolling door, untuk memadamkan api menggunakan hydrant pillar," jelasnya.
Namun, upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil. Api terus membesar dan menyambar barang-barang, termasuk gas elpiji ikut terbakar. Yoga Putra langsung melapor agar pemadam kebakaran (damkar) turun membantu pemadaman.
Umar mengungkapkan titik kebakaran di Pasar Ubud, yakni pada los penjualan sayur mayur, bahan pokok kering seperti beras, dan sejenisnya. Sementara blok bagian utara dan sisi selatan yang dipakai untuk berjualan daging masih utuh.
"Api juga sempat naik ke lantai atas dan membakar los pada gedung lantai satu dan lantai dua blok timur yang terbakar berupa satu los kain di lantai dua," jelas Umar.
Menurut Umar, hasil olah tempat kejadian perkara ditemukan sebanyak 28 unit kendaraan yang teridentifikasi hangus terbakar. Polisi belum dapat mendata kepemilikan sebanyak 28 kendaraan itu.
"Ada juga yang diselamatkan dalam kondisi utuh sebanyak 28 unit, tetapi pemilik juga belum diketahui," ungkap Umar.
(iws/gsp)