Dua Jenazah Korban Kapal Tanker Terbakar di Karangasem Sulit Dikenali

Dua Jenazah Korban Kapal Tanker Terbakar di Karangasem Sulit Dikenali

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Jumat, 09 Agu 2024 16:44 WIB
Dokter Forensik Medico Legal RSUP Prof Ngoerah dr. Henky saat ditemukan di RSUP Prof Ngoerah pada Jumat (9/8/2024).
Foto: Dokter Forensik Medico Legal RSUP Prof Ngoerah dr. Henky saat ditemukan di RSUP Prof Ngoerah pada Jumat (9/8/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Dokter Forensik RSUP Prof IGNG Ngoerah membeberkan kondisi lima jenazah korban kebakaran kapal tanker di perairan Gili Tepekong, Karangasem, Bali, Rabu (7/8/2024) dini hari. Para korban mengalami derajat luka bakar yang bervariasi. Dua jenazah bahkan sulit dikenali.

Dokter Forensik Medico Legal RSUP Prof Ngoerah, Henky, mengungkapkan kelima jenazah diterima Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Prof Ngoerah pada pukul 20.30 Wita, Rabu. Terdapat dua jenazah yang mengalami luka bakar grade III. Semua tubuhnya terbakar hangus dan sulit dikenali.

Kemudian, dua jenazah lainnya masuk dalam kategori derajat II sampai III yang artinya mengalami luka bakar menengah hingga berat. Lalu, satu jenazah dengan derajat luka bakar II A, sehingga masih bisa dikenali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian kami lakukan pemeriksaan luar untuk mencoba menentukan data medisnya. Itu adalah identifier sekunder. Jadi, ada primary identifier dan secondary identifier," ujar Henky, Jumat (9/8/2024).

Dia menjelaskan primary identifier atau identitas primer terdiri dari sidik jari, DNA, dan data gigi. Sementara, secondary identifier (identitas sekunder) terdiri dari data medis dan properti.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Prof Ngoerah mencoba mengumpulkan data-data medis dan properti yang ada pada tubuh jenazah. Kemudian, dokter forensik juga meminta bantuan dari dokter gigi untuk mencocokkan data gigi.

Selain itu, tim Inafis juga datang untuk melakukan pemeriksaan sidik jari. Dalam beberapa waktu ke depan, RSUP Ngoerah juga merencakan pemeriksaan DNA.

"Sampai saat ini yang bisa kami kumpulkan adalah baru data medis dan data propertinya. Kami baru mengumpulkan data post mortem atau data jenazah setelah kematian. Sedangkan kami perlu data ante mortem," beber Henky.

Dia mengungkapkan pada Kamis (8/8/2024), keluarga dari salah satu jenazah datang ke RSUP Prof Ngoerah. Mereka telah memberikan data ante mortem. Hasilnya, data tersebut cocok dengan salah satu jenazah.

Melalui pencocokan data secara ilmiah, Henky melanjutkan, ada kesesuaian data keluarga. Yaitu, tahi lalat di sudut bibir kanan dan adanya jaringan parut di lengan atas jenazah.

Jenazah tersebut berjenis kelamin laki-laki atas nama Rizki Dwi Putranto (27). Dia berasal dari Cilincing, Jakarta Utara.

"Jadi, satu korban sudah bisa kami identifikasi. Sedangkan empat korban lainnya belum dapat diidentifikasi karena masih menunggu keluarga untuk datang ke RSUP Prof Ngoerah untuk dicari data ante mortemnya," urai Henky.

Bila ada kesulitan dalam identifikasi jenazah, Henky berujar, nanti ada pemeriksaan DNA untuk membuktikan identitas jenazah sesuai dengan keluarganya. Dia pun meminta keluarga yang merasa kehilangan untuk datang ke RSUP Ngoerah.

"Kemungkinan diambil sampel untuk dijadikan data pembanding nantinya untuk pemeriksaan DNA untuk dicocokkan dengan keempat jenazah di ruang instalasi forensik RSUP Prof Ngoerah," jelasnya.

"Kami ingin segera mengembalikan jenazah ini ke keluarganya. Kalau sementara kami tidak punya data semasa dia masih hidup, kami juga kesulitan mencocokkan orang ini," tandas Henky.




(hsa/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads