Sampah Bekas Tali Layangan Masih Banyak Ditemukan di Pantai Mertasari

Sampah Bekas Tali Layangan Masih Banyak Ditemukan di Pantai Mertasari

Ida Bagus Putu Mahendra - detikBali
Senin, 29 Jul 2024 07:07 WIB
Komang Sudiarta alias Om Bemo, Founder Malu Dong Community. Ajak pecinta layang-layang di Bali peduli lingkungan. (Ida Bagus Putu Mahendra/detikBali)
Foto: Komang Sudiarta alias Om Bemo, Founder Malu Dong Community. (Ida Bagus Putu Mahendra/detikBali)
Denpasar -

Komunitas peduli sampah, Malu Dong Community, mendapati banyak sampah terkait layang-layang saat bersih-bersih sampah di Pantai Mertasari pada Sabtu (27/7/2024). Sampah yang ditemukan didominasi oleh bekas tali layang-layang.

Tak hanya berserakan di tanah, sejumlah tali juga disebut masih terikat di pepohonan. Bekas tali layangan itu berjumlah cukup banyak.

Founder Malu Dong Community Komang Sudiarta mengatakan relawan mengumpulkan hingga dua kantong sampah yang memiliki tinggi 80 sentimeter (cm) dengan diameter 50 cm.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak kalau dikumpulkan. Kami pakai trashbag Malu Dong. Hampir dua trashbag," beber pria yang akrab disapa Om Bemo ini kepada detikBali, Minggu (28/7/2024).

Temuannya ini kemudian diunggahnya melalui akun Instagram Malu Dong Community. Namun, unggahannya itu tak selalu mendapat respons positif.

ADVERTISEMENT

Bemo pun mengajak para rare angon untuk menjaga kebersihan lingkungan ketika bermain layang-layang. "Ayo komunitas rare angon bergerak. Melayangan tanpa sampah," ajaknya.

Bemo menegaskan, dirinya juga hobi bermain layang-layang. Bahkan, mengoleksi layang-layang dengan berbagai varian. Sehingga, dia tak menginginkan tradisi bermain layang-layang punah di Bali.

Kendati demikian, Bemo memandang dalam bermain layang-layang juga harus memperhatikan kebersihan lingkungan. Menurutnya, hal ini bisa diwujudkan.

Seperti kegiatan lomba layang-layang yang digelar di Pantai Padang Galak pada 2019. Acara tersebut juga dikolaborasikan dengan lomba kebersihan antarkomunitas.

Ketika registrasi lomba, lanjut Bemo, para komunitas diberikan kantong plastik atau polybag oleh panitia. Sembari berlomba layang-layang, para peserta mengumpulkan sampah di lokasi lomba.

Nantinya, polybag itu akan ditimbang seusai lomba layang-layang. Komunitas dengan polybag terberat keluar sebagai pemenang.

Lomba itu disambut antusias yang tinggi oleh komunitas yang mengikuti lomba layang-layang. Bahkan, hadiah lomba kebersihan dikatakan cukup menggiurkan.

"Yang kami lombakan adalah tanpa sampah. Pada waktu daftar ulang, dia (peserta) kami berikan polybag. Polybag itu untuk membersihkan area sekitar. Nanti ditimbang. Hadiahnya juga banyak. Bahkan, melebihi lomba utamanya," pungkas Om Bemo.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads