Ragam Cara Selamatkan Bali dari Sampah

Gerakan Perangi Sampah

Ragam Cara Selamatkan Bali dari Sampah

Zahwadiva Sosiawan Putri, Noviana Windri - detikBali
Jumat, 17 Nov 2023 17:44 WIB
Dua pekerja Griya Luhu tengah memilah sampah di gudang, Gianyar, Bali, Senin (31/10/2023).
Dua pekerja Griya Luhu tengah memilah sampah di gudang, Gianyar, Bali, Senin (31/10/2023). Foto: Ni Kadek Restu Tresnawati/detikBali
Denpasar -

Komunitas, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), hingga start up (perusahaan rintisan) bergerak bersama di Bali. Tujuan utamanya, mengatasi persoalan sampah di Pulau Dewata.

Mudfish No Plastic hadir memerangi sampah plastik lewat edukasi. LSM yang dibentuk oleh Davide Dominici (warga Italia) dan Ahmad Zely itu kerap ke sekolah-sekolah untuk menyampaikan bahaya sampah plastik kepada pelajar.

Co-Founder Mudfish No Plastic, Mora Prima Siregar, mengatakan Mudfish No Plastic menggelar workshop kepada murid SMP dan SMA sebanyak empat kali pertemuan atau sekali pertemuan di setiap pekannya. Salah satu program workshop yang masih berjalan di SMK Negeri 1 Gianyar, Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagi kami, clean up itu hanya sarana untuk memotivasi masyarakat. Aksinya itu nggak sebatas clean up, tapi mencegah polusi plastik dari awal", ungkap perempuan berusia 32 tahun tersebut di Gianyar, Selasa (31/10/2023).

Infografis masalah sampah di Bali.Infografis masalah sampah di Bali. Foto: Dok. detikBali

Sampah di Bali tengah menjadi sorotan sejak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung terbakar pada Kamis (12/10/2023). Terbakarnya TPA di Denpasar itu mengakibatkan sejumlah tempat penampungan sementara (TPS) di Ibu Kota Provinsi Bali itu penuh sampah.

ADVERTISEMENT

Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan volume timbulan sampah di Pulau Dewata sepanjang 2022 mencapai 1,02 juta ton. Jumlah itu meningkat dibandingkan setahun sebelumnya yang hanya 915,5 ribu ton timbulan sampah.

Lain lagi dengan Griya Luhu. Perusahaan rintisan yang didirikan oleh Ida Bagus Mandhara Brasika itu mendirikan bank sampah dan jasa penjemputan sampah.

Nara -sapaan Ida Bagus Mandhara Brasika- meluncurkan aplikasi bank sampah. Kini, jumlah nasabah bank sampah Griya Luhu sudah mencapai 12 ribu orang.

Jumlah bank sampah binaan Griya Luhu di sejumlah daerah telah mencapai 100 unit. Adapun, jumlah sampah (plastik, kertas, logam, besi, dan botol kaca) yang dikelola oleh perusahaan rintisan itu mencapai 100 ton per tahun.

ecoBali Recycling juga bisa melihat celah cuan dari sampah. ecoBali Recyling didirikan oleh I Ketut Mertaadi pada 2006 dan berbentuk CV (Commanditaire Vennootschap). Kini, ecoBali Recycling berada di bawah PT Waste4Change Alam Indonesia.

ecoBali Recyling memiliki sejumlah program penanganan sampah. Misalkan, jasa angkut sampah, jual-beli barang daur ulang, pengelolaan limbah di suatu acara, hingga pemasangan alat pengomposan. Kini, jumlah pelanggan beragam program ecoBali Recycling mencapai 1.900 orang.

ecoBali Recyling tidak menerima jasa angkut dan pengolahan sampah organik. Perusahaan itu meminta masyarakat mengolah sampah organiknya menjadi kompos. "Kami mengajarkan orang untuk membuat kompos," tutur Mertaadi di Badung, Jumat (3/11/2023).

Infografis masalah sampah di Bali.Infografis masalah sampah di Bali. Foto: Dok. detikBali

Lain lagi dengan komunitas Malu Dong Buang Sampah Sembarangan. Komunitas itu didirikan oleh Komang Sudiarta pada 2009 sepulang ia bekerja di Amerika Serikat dan Australia.

Sudiarta resah melihat sampah di Bali. Walhasil dia ini ingin mengkampanyekan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Komunitas Malu Dong Buang Sampah Sembarangan memiliki sejumlah program untuk memerangi sampah di Bali. Misalkan, memberikan edukasi pengolahan sampah di desa-desa.

Sudiarta dan relawan komunitas Malu Dong Buang Sampah Sembarangan juga memberikan pendidikan serupa kepada pelajar. Mulai dari siswa TK hingga SMA. Tagline yang dibuat oleh Malu Dong adalah #EdukasiDenganAksi.

Komunitas Malu Dong Buang Sampah Sembarangan juga memiliki kegiatan bersih-bersih. Misalkan, membersihkan Pantai Mertasari, Denpasar, Bali, setiap Minggu sore. Tujuannya, memberikan contoh kepada para pengunjung pantai agar tidak mengotori laut.

Sudiarta merogoh koceknya sendiri untuk mendanai kegiatan Malu Dong Buang Sampah Sembarangan. Pria berusia 56 tahun ini memiliki usaha konveksi di Denpasar.

"Kalau kami, go ahead. Jalan dulu, uangnya nanti belakangan," ungkap Sudiarta di Denpasar, Bali, Rabu (1/11/2023).

Salah satu kegiatan Malu Dong dalam aksi peduli lingkungan. (Dok. Malu Dong)Salah satu kegiatan Malu Dong dalam aksi peduli lingkungan. (Dok. Malu Dong) Foto: Salah satu kegiatan Malu Dong dalam aksi peduli lingkungan. (Dok. Malu Dong)

Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Bali I Made Teja sangat terbantu dengan kehadiran komunitas maupun LSM yang peduli pada lingkungan di Pulau Dewata. DKLH mencatat terdapat lebih dari 50 komunitas yang bergerak memerangi sampah di Bali.

Menurut Teja, pengolahan sampah di Bali belum maksimal karena membutuhkan anggaran yang cukup besar. Ia berharap masyarakat dapat mengelola dan memilah sampah rumah tangga organik dan anorganik.

"Kami belum (maksimal), sampah hanya diurug lagi, (sehingga) tumbuh gunung sampah," tutur Teja, Rabu (1/11/2023).

Pembaca detikBali, berikut rangkuman kisah komunitas, LSM, hingga badan usaha yang berupaya memerangi sampah. Selamat membaca!


1.


2.


3.


4.




(gsp/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads