Pernahkah Anda mendengar kalimat dengan huruf vokal akhir yang senada? Biasanya pada puisi kalimat-kalimat yang digunakan pasti senada. Hal ini tidak hanya mudah diucapkan namun juga ramah bagi pendengaran. Inilah yang disebut dengan rima.
Rima berperan penting dalam membentuk musikalisasi atau orkestrasi dalam puisi. Lantas apa yang dimaksud dengan rima terkhusus di dalam puisi? Yuk kenali juga jenis dan kegunaannya.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut penjelasan mengenai rima beserta jenis dan kegunaannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Rima
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Rima puisi adalah pengulangan bunyi berselang, baik dalam larik sajak atau pada akhir larik sajak yang berdekatan atau secara singkat. Secara sederhana rima juga dapat dimaknai sebagai pengulangan bunyi yang ada di dalam kata atau suku kata pada akhir puisi.
Menurut Waluyo (dalam Kosasih, 2012:104), rima didefinisikan sebagai pengulangan kata, frase, atau kalimat dalam bait-bait puisi. Sejalan dengan itu, Samosir (2013:24) berpendapat bahwa rima dalam puisi mengandung persamaan baik awal, tengah, maupun akhir baris puisi. Dalam puisi lama, pola rima yang dipakai biasanya rima sejajar yakni a/a/a/a, rima silang a/b/a/b, rima kembar a/a/b/b dan pola persajakan rima berpeluk yakni a/b/b/a.
Jenis-Jenis Rima
Secara garis besar, rima dibagi menjadi 2 jenis yakni jenis rima berdasarkan persesuaian bunyi dalam kata atau suku katanya dan jenis rima berdasarkan letak kata dalam baris kalimat.
Rima Berdasarkan Bunyi
Adapun, rima berdasarkan bunyi dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Rima Sempurna
Rima ini adalah rima yang seluruh suku kata terakhir pada akhir barisnya sama.
Contohnya:
Jika ada jarum yang patah
Jangan disimpan di dalam peti
Apabila ada salah sepatah
Jangan simpan di dalam hati
2. Rima Tidak Sempurna
Rima ini adalah rima yang hanya ada pada Sebagian suku kata terakhir.
Contoh:
Adakah perisai bertali rambut
Rambutnya dipintal oleh akar cemara
Adakah kami rasa takut
Kami ini muda remaja
3. Rima Mutlak
Rima yang terjadi jika seluruh kata berima atau persamaan bunyinya ada pada kata yang sama.
Contoh:
Kabut beraroma romansa
Ketenangan yang ada di sebuah kota
Datang seperti romansa
Merindukan nafkah dan harta
4. Rima Terbuka
Rima yang mempunyai persamaan bunyi yang terletak pada akhir suatu kata dengan huruf vocal sebagai akhirnya.
Contoh:
Buka-Luka
Padu-Madu
Merde-ka
Peti-budi
Grafi-ka
5. Rima Tertutup
Rima yang mempunyai persamaan bunyi di akhir suatu kata namun huruf konsonan sebagai akhirnya.
Contoh:
Hilang susut lidah
Malang takut susah
6. Rima Aliterasi
Rima yang bunyi awalnya ada di setiap kata dalam satu baris atau baris lainnya.
Contoh:
Bukan beta
Bijak berperi
7. Rima Asonansi
Rima vocal yang adalah rangka kata, baik pada satu baris atau baris yang berlainan.
Contoh:
Tumbang-mundam
Secupak-sesukat
Burung perkutut di ladang berumput
Neba berkawan menelani kerikil
8. Rima Disonansi
Rima vocal yang membentuk rangka kata tetapi memberi kesan bunyi-bunyi yang berlawanan.
Contoh:
Bolak-Balik (o-a/a-i)
Mundar-Mandir (u-a/a-i)
Rima Berdasarkan Letak Kata
Sedangkan rima berdasarkan letak kata dalam baris kalimat, dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Rima Awal
Rima yang ada di awal baris, baik berupa huruf atau kata.
Contoh:
Pemuda jadilah harapan bangsa
Pemuda jangan lupakan bahasa
2. Rima Tengah
Rima yang ada ketika kata-kata berima ada di tengah baris puisi.
Contoh:
Pohon nangka buah jarang
Pohon asam tingginya menjulang
Siapa sangka dinda senang
Muka masa serasa tak riang
3. Rima Akhir
Rima yang ada di akhir baris atau kalimat.
Contoh:
Tolong menolong umpama jari
Bantu membantu setiap hari
Bekerja selalu berlima diri
Itulah semisal Tuhan memberi
4. Rima Tegak
Rima yang ada pada baris yang berlainan.
Contoh:
Melambai
Melombai
Dirimu beringin
Digerakan oleh angin
5. Rima Datar
Rima yang berbentuk berderet atau datar.
Contoh:
Air mengalir
6. Rima Sejajar
Rima yang digunakan secara berulang-ulang dalam kalimat secara beruntun.
Contoh:
Bukit sama didaki
Lurah sama dituruni
7. Rima Berpeluk atau Rima Berpaut
Rima yang punya persamaan bunyi kata atau suku kata saling berpelukan atau diapit.
Contoh:
Hati memuja Tuhan berkuasa
Gerak laku jauhlah hari
Maafkan diriku yang Gusti
Dalam usaha yang alpa
8. Rima Bersilang atau Rima Salib
Rima yang terletak berselang-selang.
Contoh:
Jika ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Apabila ada umur yang panjang
Bolehlah kita berjumpa Kembali
9. Rima Rangkai
Rima beruntun pada setiap kalimat dan barisnya. Seperti a-a-a-a atau b-b-b-b.
Contoh:
Abdul Nuluk adalah putra Baginda
Besaran sudah bangwasan muda
10. Rima Kembar
Rima yang beruntun dua-dua, dengan rima yang sama seperti a-a-b-b atau c-c-d-d-e-e.
Contoh:
Ibu memetik bunga
Bersama dengan anaknya
Berilmu sepanjang waktu
Tiada rasa malu
11. Rima Patah
Rima yang hanya ada pada beberapa baris puisi, sedangkan ada kalimat yang tidak senada rimanya.
Contoh:
Beli baju ke pasar minggu
Jangan lupa membeli buku
Beli kemeja ke pasar senen
Jangan lupa untuk mengajak diriku
Kegunaan Rima
Rima memiliki peran dan kegunaan yang penting di dalam puisi, diantaranya sebagai berikut:
• Menambah keindahan puisi
• Memperkuat perasaan atau emosi di dalam puisi
• Menyampaikan perasaan ke pembaca
• Membentuk irama yang baik di puisi
• Membentuk struktur yang bagus di puisi
Demikianlah informasi mengenai rima dalam puisi berserta pengertian, jenis, dan kegunaannya. Semoga informasi ini dapat berguna bagi Anda.
Artikel ini ditulis oleh Ni Wayan Santi Ariani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)