Megawati Kritik Pariwisata Bali Jadi Sarang Narkoba, Begini Respons Sandiaga

Megawati Kritik Pariwisata Bali Jadi Sarang Narkoba, Begini Respons Sandiaga

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Senin, 27 Mei 2024 19:32 WIB
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno ketika ditemui di kegiatan World Water Forum (WWF) ke-10 di Badung, Bali pada Senin (20/5/2024)
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno. (Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Bali -

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno merespons kritik terkait kacaunya pengelolaan pariwisata hingga Bali dianggap sebagai sarang narkoba. Kritik tersebut sebelumnya dilontarkan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Menurut saya, sah kritik tersebut untuk perbaikan kami. Tuduhan menjadi peredaran obat-obatan terlarang, kami akan tindak tegas," kata Sandiaga dalam acara The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU) yang digelar secara virtual pada Senin (27/5/2024) malam.

Belum lama ini, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menangkap empat orang terkait kasus narkoba di Bali. Mereka ditangkap dalam penggerebekan laboratorium narkoba rahasia (clandestine lab) dan ladang ganja hidroponik di Sunny Village, Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung, pada Kamis (2/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua di antaranya merupakan dua saudara kembar asal Ukraina, Ivan Volovod dan Mykyta Volovod. Dalam kasus tersebut, warga negara asing (WNA) asal Ukraina itu berperan sebagai pengendali di vila lab narkoba rahasia tersebut.

ADVERTISEMENT

Selain duo kembar Ivan dan Mykyta, polisi juga menangkap seorang WN Rusia bernama Konstantin Kruts dan seorang WNI bernama Lazuardi Muddatsir. Dalam kasus ini, Konstantin berperan sebagai pengedar. Sedangkan Lazuardi Muddatsir adalah DPO dari klan Lab Sunter, Jakarta Utara, yang kabur ke Bali.

Sandiaga menegaskan tak ada toleransi untuk peredaran obat-obatan terlarang di Bali. "Tidak ada toleransi sedikit pun juga untuk penggunaan obat-obatan terlarang di Bali dalam kegiatan pariwisata," pungkasnya.

Sebelumnya, Megawati mengkritik maraknya kafe dan tempat hiburan malam di Bali yang menjadi sarang peredaran narkoba. Menurutnya, ini merupakan imbas dari pengelolaan pariwisata yang amburadul dan tidak terkontrol.

Megawati mengatakan buruknya pengelolaan pariwisata berimbas kepada kehidupan masyarakat lokal. Ia pun menceritakan pengalamannya ketika menjadi relawan di tempat rehabilitasi.

"Saya udah marah tuh sama Pak Koster, mana dia orangnya, udah nggak ada ya, oh itu dia, awas loh ya, masa kafe-kafe dibiarin kayak jamur aja, aku bilang itu kan tempat narkoba," kata Mega dalam Rakernas V PDIP, Ancol, Jakarta Utara, Minggu (26/5/2024), dikutip dari detikNews.

"Eh saya pernah sukarelawan loh, nggak dibayar. Kalau sedang sakau waduh ini kepala katanya panas dan apa, itu bentur-benturkan ke tembok loh harus dipegangi loh. Dikasih kayak dikerendem waktu dulu pakai batu es untuk melawan katanya panas, panas sekali, loh kok gitu senang ya," sambungnya.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads