Pernahkah Anda kesulitan fokus saat mengerjakan tugas atau merasa gelisah dan impulsif? Ini bisa jadi tanda Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas.
ADHD merupakan salah satu gangguan neurodevelopmental paling umum yang terjadi pada masa kanak-kanak. Meski begitu, tak jarang juga ADHD didiagnosis pada orang dewasa. Penting untuk mengenali gejalanya agar bisa ditangani dengan tepat.
Lantas apakah ADHD berbahaya? Melansir dari laman Healthline dan Mayo Clinic, simak penjelasan berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu ADHD?
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah salah satu gangguan mental paling umum yang memengaruhi anak-anak dan orang dewasa saat ini. ADHD adalah kondisi neuropsikiatri kronis yang ditandai dengan masalah pemusatan perhatian, impulsif atau hiperaktif, dan terkadang masalah perilaku yang berkaitan dengan hiperaktif dan impulsif.
Bagi sebagian orang, gejala ADHD bisa ringan atau bahkan tidak terdeteksi. Sedangkan bagi sebagian orang lainnya, gejala tersebut dapat melemahkan.
Usia rata-rata orang didiagnosis dengan ADHD adalah 7 tahun dan gejalanya sering terlihat pada usia 12 tahun, meskipun dapat mempengaruhi anak-anak yang lebih muda dan bahkan orang dewasa. Diperkirakan 9 persen anak-anak dan 4 persen orang dewasa di Amerika Serikat menderita ADHD.
Jika ADHD pertama kali didiagnosis pada orang dewasa, gejalanya sering kali dapat ditelusuri kembali ke masa kanak-kanak. Hingga 60 persen anak-anak yang didiagnosis menderita ADHD akan terus mengalami gejala-gejala kondisi tersebut di masa dewasanya.
Gejala ADHD pada Anak
Dengan ADHD, seseorang mungkin mengalami kesulitan untuk memperhatikan dan tetap teratur, gelisah atau kegelisahan yang berlebihan, dan masalah dengan kontrol diri atau perilaku impulsif. Berikut ini adalah gejala ADHD pada anak:
• Kesulitan fokus pada suatu hal
• Rentang perhatian yang rendah saat bermain atau mengerjakan tugas sekolah
• Gelisah, menggeliat, atau kesulitan duduk diam
• Terus-menerus membutuhkan gerakan atau sering berlarian
• Terlibat dalam kegiatan yang keras atau mengganggu
• Berbicara berlebihan dan mengganggu orang lain
Gejala ADHD pada Remaja
Pada remaja pengidap ADHD, gejala lain yang mungkin muncul dapat meliputi:
• Kesulitan untuk fokus pada tugas sekolah atau pekerjaan lain
• Sering membuat kesalahan saat melakukan pekerjaan
• Kesulitan menyelesaikan tugas, terutama tugas sekolah atau pekerjaan rumah
• Kesulitan manajemen waktu
• Sering melupakan sesuatu atau kehilangan barang pribadi
• Sering menghindari tugas-tugas yang membebani mental
• Mengalami peningkatan frustrasi dan kepekaan emosional
• Kesulitan menavigasi hubungan sosial dan keluarga
• Meningkatnya konflik dengan orang tua karena gejala ADHD yang memengaruhi kehidupan rumah tangga
Penyebab ADHD
Para ahli masih belum mengetahui apa yang menjadi penyebab ADHD secara pasti sampai saat ini. Para ahli kemudian menyatakan bahwa ada faktor non-genetik sebagai penyebab ADHD. Diantaranya yaitu:
• Faktor genetik atau keturunan
• Fungsi dan struktur otak
• Paparan neurotoksin selama kehamilan
• Merokok dan minum alkohol selama kehamilan
Cara Mencegah ADHD
Untuk membantu mengurangi risiko ADHD pada anak, Anda bisa melakukan hal-hal berikut ini:
• Selama kehamilan, hindari apa pun yang dapat membahayakan perkembangan janin. Misalnya, jangan minum alkohol, menggunakan obat-obatan terlarang, atau merokok.
• Lindungi anak Anda dari paparan polutan dan racun, termasuk asap rokok dan cat bertimbal.
• Batasi waktu di depan layar. Meskipun masih belum terbukti, mungkin lebih baik bagi anak-anak untuk menghindari paparan berlebihan terhadap TV dan video game dalam lima tahun pertama kehidupannya.
Kapan Harus Mengunjungi Dokter?
Jika salah satu gejala yang tercantum di atas terus menerus mengganggu kehidupan Anda, segera temui dokter dan lakukan pemeriksaan. Berbagai jenis profesional perawatan kesehatan dapat mendiagnosis dan mengawasi pengobatan untuk ADHD. Carilah penyedia layanan yang memiliki pelatihan dan pengalaman dalam merawat orang dewasa dengan ADHD.
Itulah penjelasan mengenai apa itu ADHD, gejala, penyebab, hingga cara mencegahnya. Semoga informasi ini mudah dimengerti, ya! Salam sehat.
Artikel ini ditulis oleh Zheerlin Larantika Djati Kusuma, peserta Magang bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)