Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali bakal memperkuat layanan internet untuk fasilitas kesehatan (faskes) menggunakan Starlink besutan Elon Musk. Dua wilayah yang menjadi prioritas adalah Nusa Penida dan Kintamani.
"Kami di Bali yang ada masalah ada di Nusa Penida, Kintamani, Buleleng di Sukasada. Kalau di sini (Denpasar) untuk percontohan saja Starlink," ujar Kepala Dinas Kesehatan Bali I Nyoman Gede Anom saat ditemui di Puskesmas Pembantu Sumerta Kelod, Denpasar, Minggu (19/5/2024).
Yang pasti, lanjut Anom, puskesmas pembantu di Nusa Penida menjadi atensi khusus terkait gangguan internet di Bali.
"Ada beberapa yang terganggu saja, belum diketahui. Yang jelas di Klungkung daerah Nusa Penida," jelasnya.
Anom membeberkan ada 120 puskesmas dan 509 puskesmas pembantu di Bali. Ke depan, puskesmas pembantu ini yang akan difokuskan untuk digitalisasi dengan menggunakan jaringan Starlink.
"Karena meng-upload data di ASIK (Aplikasi Sehat IndonesiaKu) itu dari pustu (puskesmas pembantu). Itu biar jangan terganggu," terang Anom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan adanya Starlink, dapat mempercepat jaringan untuk menginput data mulai dari stunting, anak kurang gizi, ibu hamil dan sebagainya.
"Jadi Kemenkes cepat mendapat data yang valid," tandasnya.
Sebelumnya,Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan ada sekitar 10 ribu puskesmas yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurutnya, masih banyak puskesmas yang koneksi internetnya buruk, bahkan tidak terjangkau sinyal internet sama sekali.
"2.700 puskesmas yang koneksinya buruk dan 700 (puskesmas) tidak ada koneksi," kata Budi Gunadi di Puskesmas Pembantu Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, Minggu (19/5/2024).
Menurut Budi, jaringan internet yang memadai sangat diperlukan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal. Terlebih bagi puskesmas di pelosok-pelosok daerah yang belum memiliki ahli kesehatan seperti dokter spesialis.
Menurut Budi, adanya jaringan internet memungkinkan fasilitas kesehatan memberi layanan telemedis untuk pasien yang mengidap penyakit tertentu. Misalkan, pasien diabetes dan ginjal di daerah kepulauan Maluku cukup melakukan konsultasi dengan dokter secara jarak jauh.
"Pasien-pasien yang diabetes, ginjal, penyakit dalam yang tadinya harusnya diterbangkan ke Bali, nanti bisa mendapatkan konsultasi dengan dokter-dokter bagus," jelas mantan Wamen BUMN itu.
(dpw/gsp)