Apa Itu Gaya Hidup Minimalis? Yuk Terapkan untuk Hidup Lebih Hemat

Apa Itu Gaya Hidup Minimalis? Yuk Terapkan untuk Hidup Lebih Hemat

Rusmasiela Mewipiana Presilla - detikBali
Kamis, 09 Mei 2024 13:39 WIB
Ilustrasi keluarga muda
Foto: Getty Images/ Edwin Tan
Denpasar -

Penerapan gaya hidup minimalis muncul sebagai alternatif terhadap gaya hidup konsumerisme yang telah mendominasi masyarakat. Konsumerisme yang cenderung mendorong konsumsi berlebihan dan pengumpulan barang-barang yang tidak perlu, kini mendapat tantangan dari gerakan minimalis.

Pada dasarnya, gaya hidup minimalis bertujuan untuk mengembalikan esensi konsumsi, yaitu penggunaan barang berdasarkan nilai fungsinya, bukan sekadar nilai simbolis yang telah dibangun oleh industri budaya melalui media dan iklan.

Namun, sebenarnya seperti apa sih konsep gaya hidup minimalis itu? Yuk, kita selami lebih dalam!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konsep Gaya Hidup Minimalis

Gaya hidup minimalis memiliki akar yang panjang dalam sejarah kebudayaan manusia. Konsep hidup sederhana atau minimalisme telah dikenal sejak zaman kuno, bahkan sebelum munculnya gerakan minimalisme modern.

Pada abad ke-19, tokoh-tokoh seperti Ralph Waldo Emerson dan Henry David Thoreau di Amerika Serikat mempopulerkan pandangan hidup yang menekankan kesederhanaan sebagai cara untuk mencapai pencerahan dan pengetahuan yang mendalam.

ADVERTISEMENT

Mereka menganggap bahwa hidup yang sederhana, tenang, dan kesendirian adalah kunci untuk meraih pemahaman yang lebih dalam tentang eksistensi manusia. Selain itu, konsep hidup sederhana juga telah dikenal dalam berbagai kepercayaan dan agama di seluruh dunia, seperti dalam ajaran Islam, Buddha, Hindu, Nasrani, dan Zoroaster.

Dengan demikian, konsep hidup sederhana tidak hanya merupakan fenomena modern, tetapi juga memiliki akar yang dalam dalam sejarah peradaban manusia.

Identik dengan Penerapan Asketisme

Konsep ini sering diidentifikasi dengan asketisme, yang merupakan praktik spiritual untuk mengontrol diri dan menekankan pada nilai-nilai spiritual daripada materialisme. Para penganut gaya hidup minimalis atau simple living mempraktikkan kesederhanaan dengan mengurangi kepemilikan benda, memaksimalkan kemandirian, dan memusatkan rasa puas pada apa yang telah dimiliki daripada mengejar keinginan duniawi.

Fokus Penerapan Konsep Minimalis

Fokus utama dari gaya hidup minimalis adalah menjaga keberlanjutan alam dan lingkungan. Bagi para pelaku, hal ini menjadi motivasi utama dalam menjalani kehidupan yang sederhana dan terkendali.

Mereka sadar akan dampak dari konsumsi berlebihan terhadap lingkungan dan berupaya untuk mengurangi jejak ekologis mereka dengan membatasi kebutuhan barang dan menghindari pemborosan sumber daya alam.

Selain itu, fokus mereka juga terarah pada esensi dan kualitas barang yang mereka miliki, bukan pada jumlahnya. Hal ini membawa kedamaian dalam hidup mereka, karena mereka memahami bahwa kebahagiaan tidak selalu tergantung pada kepemilikan material yang berlimpah.

Para pelaku minimalisme juga mengatur keuangan mereka dengan lebih bijak. Dengan tidak tergoda oleh keinginan yang berlebihan, mereka dapat lebih fokus dalam merencanakan dan mengelola keuangan mereka. Mereka menyadari bahwa hidup sederhana membawa kestabilan finansial dan memungkinkan mereka untuk lebih hemat dalam mengelola uang mereka.

Fokus pada pengetahuan diri juga menjadi aspek penting dalam gaya hidup minimalis. Mereka merenungkan aktivitas konsumsi dan keputusan pembelian mereka, serta memahami dampak psikologis dari keputusan tersebut. Sehingga, mereka dapat mengambil langkah-langkah yang lebih bijak dalam mengelola konsumsi mereka dan menghindari dampak negatif dari konsumsi berlebihan.

Dengan demikian, fokus mereka pada keberlanjutan lingkungan, pengaturan keuangan yang bijak, pengetahuan diri, dan aplikasi gaya hidup yang lebih hemat menjadi inti dari konsep minimalisme dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Contoh Perilaku Gaya Hidup Minimalis

Seorang pelaku gaya hidup minimalis bisa menjalani berbagai kegiatan sehari-hari yang mencerminkan nilai-nilai sederhana, efisien, dan terkendali. Sebagai contoh:

1. Pengelolaan Barang

Pelaku minimalisme cenderung memiliki jumlah barang yang lebih sedikit. Mereka akan menyaring barang-barang yang tidak lagi mereka butuhkan dan mempertahankan hanya yang benar-benar penting.

Misalnya, mereka mungkin memiliki pakaian yang serba seragam, beberapa item peralatan dapur yang multifungsi, dan hanya beberapa perabotan rumah tangga yang esensial.

2. Membuat Rencana Keuangan

Mereka mempraktikkan pengelolaan keuangan yang lebih hemat dan bijak. Pelaku minimalisme biasanya memiliki anggaran yang ketat dan berinvestasi pada barang-barang atau pengalaman yang memiliki nilai jangka panjang bagi mereka. Mereka cenderung menghindari pemborosan pada barang-barang mewah atau konsumsi yang tidak perlu.

3. Melakukan Aktivitas Sederhana

Pelaku minimalisme menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana. Mereka mungkin lebih suka menghabiskan waktu untuk aktivitas yang tidak memerlukan banyak barang atau biaya, seperti berjalan-jalan di alam, membaca buku, atau berolahraga di rumah.

4. Hidup Hemat Energi dan Sumber Daya

Mereka memprioritaskan penggunaan sumber daya secara bijak. Ini bisa mencakup praktik seperti menghemat energi dengan mematikan lampu saat tidak digunakan, menggunakan air secara hemat, dan mendaur ulang atau mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai.

5. Penataan Ruang yang Sederhana

Ruang tempat tinggal pelaku minimalisme cenderung memiliki desain yang bersih dan minimalis. Mereka menghindari dekorasi atau perabotan yang berlebihan dan lebih suka memiliki ruang yang terorganisir dengan baik dan bebas dari kekacauan.

6. Hubungan Sosial yang Bermakna

Pelaku minimalisme sering kali lebih fokus pada hubungan sosial yang bermakna daripada pada kepemilikan material. Mereka menghabiskan waktu dengan orang-orang yang mereka cintai dan berbagi pengalaman yang memperkaya hidup mereka.

7. Keseimbangan dan Kesehatan Mental

Gaya hidup minimalis juga mencakup fokus pada keseimbangan dan kesehatan mental. Pelaku minimalisme mungkin mengamalkan meditasi, yoga, atau praktik lainnya yang membantu mereka menjaga ketenangan jiwa dan keseimbangan dalam hidup.

Dengan mengaplikasikan gaya hidup yang lebih hemat, para pelaku minimalisme menciptakan pola hidup yang lebih sederhana, berkelanjutan, dan lebih berarti bagi mereka. Mereka menemukan kebahagiaan dalam hal-hal yang sederhana dan mampu menghargai nilai-nilai esensial dalam hidup, seperti hubungan sosial, kesehatan mental, dan kedamaian batin.

Artikel ini ditulis oleh Rusmasiela Mewipiana Presilla peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads