Kista ovarium merupakan kantong yang berisi cairan, terbungkus oleh membran dan berkembang di dalam ovarium atau indung telur. Terkadang, kista bisa memiliki konsistensi padat atau mengandung udara.
Banyak kista ovarium yang muncul dapat menghilang secara alami seiring pertambahan usia. Namun dalam beberapa kasus, operasi pengangkatan kista diperlukan jika ukuran diameter kista mencapai atau melebihi 5 sentimeter (cm). Hal ini dilakukan untuk mencegah komplikasi dan masalah kesehatan yang lebih serius.
Lalu penyebab dari kista ovarium? Berikut ini detikBali akan merangkum informasi mengenai penyebab, gejala, dan cara mencegah kista ovarium yang dilansir dari berbagai sumber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab Kista Ovarium
1. Masalah Hormonal
Biasanya, kista ovarium memiliki kecenderungan untuk menghilang secara spontan tanpa perlu pengobatan khusus. Kista semacam ini sering kali timbul akibat ketidakseimbangan hormon atau penggunaan obat-obatan tertentu yang digunakan untuk merangsang proses ovulasi. Dalam kebanyakan kasus, penyesuaian hormon atau perubahan gaya hidup dapat membantu mengatasi masalah ini tanpa perlunya intervensi medis yang lebih lanjut.
2. Endometriosis
Wanita yang menderita endometriosis memiliki risiko mengalami pembentukan jenis kista ovarium yang disebut endometrioma. Hal ini disebabkan oleh jaringan endometriosis yang menempel pada ovarium dan tumbuh di dalamnya.
Kista-kista ini sering kali menyebabkan gejala yang tidak nyaman, seperti rasa sakit selama berhubungan seks dan saat menstruasi. Mereka dapat menjadi sumber ketidaknyamanan dan mempengaruhi kualitas hidup sehari-hari wanita yang terkena endometriosis.
3. Kehamilan
Kista ovarium sering kali muncul pada tahap awal kehamilan untuk membantu dalam mendukung perkembangan kehamilan hingga plasenta terbentuk. Namun, dalam beberapa kasus, kista tersebut dapat tetap ada di ovarium hingga tahap lanjut kehamilan dan mungkin memerlukan tindakan pengangkatan.
Situasi ini menunjukkan bahwa kista ovarium selama kehamilan bisa memiliki perkembangan yang bervariasi, dan dalam beberapa kasus, perawatan tambahan mungkin diperlukan untuk memastikan kesehatan ibu dan janin.
4. Infeksi Panggul yang Parah
Infeksi memiliki kemungkinan untuk menyebar ke ovarium dan tuba fallopi yang dapat mengakibatkan pembentukan kista di dalamnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa infeksi dapat menjadi faktor risiko dalam pembentukan kista ovarium, serta dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi wanita secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi dan mengobati infeksi dengan tepat guna mencegah komplikasi yang lebih serius.
Gejala Kista Ovarium
1. Rasa Sakit atau Nyeri
Sensasi sakit atau nyeri umumnya terlokalisasi di daerah bawah perut dan dapat bervariasi dalam tingkat keparahannya, mulai dari yang ringan hingga yang intens. Selain itu, nyeri dapat bersifat episodik, dengan periode hilang dan muncul kembali, dan dapat dirasakan baik di sisi kanan maupun kiri tubuh.
Nyeri juga bisa terjadi saat melakukan hubungan intim. Ini menunjukkan bahwa gejala nyeri dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kehidupan seksual penderita.
2. Perubahan Menstruasi
Selama menstruasi, wanita yang memiliki kista ovarium dapat mengalami perdarahan yang lebih berat atau lebih ringan dari biasanya. Selain itu, siklus menstruasi juga dapat menjadi tidak teratur bagi mereka yang menderita kista ovarium. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan kista ovarium dapat memengaruhi pola menstruasi secara signifikan.
3. Masalah Pencernaan
Orang yang mengidap kista ovarium sering kali mengalami sensasi kenyang yang berlebihan meskipun mereka hanya makan sedikit, dan mereka juga mungkin mengalami gejala perut kembung.
Selain itu, gangguan pencernaan lainnya yang mungkin muncul termasuk kesulitan dalam proses buang air besar dan peningkatan frekuensi buang air kecil. Ini menunjukkan bahwa kista ovarium dapat mempengaruhi fungsi sistem pencernaan dan ekskresi, menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan bagi penderitanya.
Cara Mencegah Kista Ovarium
Meskipun tidak ada metode pencegahan langsung untuk kista ovarium, melakukan pemeriksaan panggul secara rutin dapat membantu dalam mendeteksi perubahan yang terjadi dalam ovarium dapat memungkinkan deteksi dini kista ovarium.
Selain itu, disarankan bagi wanita untuk tetap waspada terhadap perubahan dalam siklus menstruasi mereka termasuk gejala yang tidak biasa. Ini termasuk gejala yang terjadi secara berulang dan tidak biasa selama beberapa siklus menstruasi berturut-turut.
Langkah-langkah ini penting untuk memantau kesehatan reproduksi dan memungkinkan deteksi dini masalah kista ovarium, sehingga tindakan pencegahan atau perawatan yang sesuai dapat diambil lebih awal.
Artikel ini ditulis oleh Husna Putri Maharani peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)