Manajer Operasional Daerah Tujuan Wisata (DTW) Jatiluwih, I Kadek Purna, mengatakan objek wisata tersebut tengah bersiap menyambut kunjungan delegasi World Water Forum (WWF). Delegasi WWF dijadwalkan berkunjung ke Jatiluwih pada 20-24 Mei mendatang.
Purna menjelaskan delegasi yang datang Jatiluwih akan disuguhkan tarian selamat datang. Para tamu juga akan disajikan beras merah khas Jatiluwih.
"Nanti kami suguhkan tarian selamat datang, kue laklak (surabi), teh beras merah, hingga beras merah khas Jatiluwih," ungkap Purna kepada detikBali, Selasa (30/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Purna mengatakan sepanjang jalan area Jatiluwih akan dipasang lebih dari 100 penjor, 50 kincir angin tradisional, dan orang-orangan sawah. Para delegasi juga akan ditunjukkan cara membersihkan padi dan alat-alat pertanian di Jatiluwih.
Purna memperkirakan sekitar 100 delegasi WWF akan berkunjung ke Jatiluwih per hari. Salah satu delegasi yang sudah konfirmasi untuk mengunjungi Jatiluwih adalah perwakilan China.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan delegasi WWF akan belajar konsep pariwisata berkelanjutan. Salah satu lokasi yang disiapkan untuk kunjungan para delegasi adalah kawasan subak Jatiluwih.
"Kami sangat mendukung upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan di Jatiluwih karena hal tersebut sejalan dengan kebijakan di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang beralih dari quantity tourism ke quality tourism," kata Sandiaga melalui keterangan tertulis yang diterima detikBali, Minggu (28/4/2024).
Jatiluwih telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada 2012. Desa wisata yang terkenal dengan sistem subaknya ini dinilai sebagai representasi dari pengembangan pariwisata yang berbasis keberlanjutan lingkungan (sustainable tourism).
(gsp/nor)