Kasus demam berdarah dengue (DBD) melonjak di Kabupaten Klungkung, Bali. Pasien DBD berdatangan setiap hari untuk menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung.
Direktur RSUD Klungkung I Nengah Winata mengungkapkan banyaknya pasien DBD mengakibatkan daya tampung kamar rawat inap di rumah sakit tersebut penuh (overload). Per Kamis (25/4/2024) pukul 14.30 Wita, sebanyak 31 pasien DBD menjalani rawat inap di RSUD Klungkung.
"Setiap hari minimal ada lima orang (pasien DBD) yang masuk, sehingga banyak ruangan yang penuh, utamanya kelas tiga," kata Winata kepada detikBali, Kamis sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Winata menyebutkan ruang rawat inap (ranap) di RSUD Klungkung yang penuh adalah ruang Kemoning dengan kapasitas 30 ranjang. Berikutnya, Ruang Kamasan berkapasitas 24 pasien sudah terisi sebanyak 21 ranjang, Ruang Takmung kapasitas 18 ranjang terisi penuh, dan Ruang Bakas untuk pasien anak berkapasitas 30 ranjang juga terisi penuh.
"Kami tetap siapkan langkah agar tidak ada penumpukan pasien di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) selama menunggu ada kamar kosong," imbuh Winata.
Winata mengungkapkan sebanyak tiga pasien RSUD Klungkung meninggal akibat DBD sejak Januari hingga Maret 2024. Ketiga pasien meninggal itu terdiri dari seorang balita asal Banjarangkan dan dua pasien lanjut usia (lansia) dari Karangasem.
"Kami lakukan penanganan terbaik, namun nasib berkata lain," ujar Winata.
Humas RSUD Klungkung I Gusti Putu Widiyasa mengungkapkan jumlah pasien DBD yang ditangani RSUD Klungkung pada periode Januarii-April 2024 meningkat drastis dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang hanya 82 pasien.
Adapun, jumlah pasien DBD periode Januari-April tahun ini sudah mencapai 440 orang. Pasien DBD di RSUD Klungkung didominasi oleh anak-anak.
"Data pasien DBD berdasarkan angka surveillance pada Januari 2024 sebanyak 61 pasien, Februari (91 pasien), Maret (127 pasien), dan April hingga hari ini sudah 161 pasien," jelas Widiyasa.
Salah satu orang tua pasien, I Wayan Rauh, mengungkapkan dua anaknya berumur 12 dan 15 tahun terjangkit DBD. Kedua anak Rauh batal dirawat di Ruang Bakas RSUD Klungkung lantaran ruang inap di rumah sakit tersebut penuh. Walhasil, kedua anak Rauh harus dirujuk ke Rumah Sakit Permata Hati, Klungkung.
"Ini kakaknya duluan sakit. Karena di sini penuh, saya minta untuk pindah rumah sakit saja dan sudah diizinkan," kata Rauh.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali mencatat jumlah kasus demam DBD di Pulau Dewata sejak Januari hingga pertengahan April 2024 mencapai 4.177 kasus. Lima di antaranya meninggal dunia akibat penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti itu.
Kabupaten Gianyar menjadi wilayah dengan kasus DBD tertinggi di Bali. Per Januari-April 2024, Gianyar telah mencatatkan sebanyak 1.317 kasus.
(iws/iws)