Saluran irigasi kumuh di Kabupaten Jembrana, Bali, disulap menjadi tempat ngabuburit menyenangkan. Lokasi itu kini menjadi tempat belajar membaca untuk anak-anak dan pusat olahraga sembari menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa pada waktu Ramadan.
Lokasi saluran irigasi yang disulap itu berada di Lingkungan Ketugtug, Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana. Lahan di sepanjang sungai di Lingkungan Ketugtug ini diubah menjadi taman yang penuh warna.
Penduduk setempat, Rizal, mengatakan warga bergotong royong membersihkan aliran irigasi sungai yang penuh sampah. Tembok salah satu sekolah dasar di sepanjang aliran sungai juga dihiasi dengan cat dan gambar menarik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya kami bersihkan sungai kecil ini karena sangat berbau dan banyak sampah. Tapi karena ada lahan, kami coba manfaatkan untuk kegiatan positif anak-anak sembari ngabuburit," kata pria berusia 28 tahun ini saat ditemui detikBali, Minggu (31/3/2024).
Rizal menjelaskan tempat tersebut juga dilengkapi rumah baca yang diberi nama Ngabubu-Read oleh warga sekitar. "Rumah baca ini dibuat agar anak-anak mengurangi penggunaan HP. Anak-anak yang belum bisa membaca juga diajari di sini," jelasnya.
Kepala Lingkungan (Kaling) Ketugtug, Nuruddin, menjelaskan pihaknya selama dua bulan mengajak masyarakat membersihkan saluran irigasi dari sampah dan lumpur hingga bersih. Upaya itu dilakukan karena membangun kesadaran warga untuk tidak membuang sampah sembarangan tidak mudah.
"Awalnya kami buat kelompok peduli lingkungan dan menemukan ide untuk membuat tempat berkumpul warga, seperti tempat olahraga dan rumah baca. Kami awali dengan rumah baca," papar Nuruddin.
Namun, warga masih meminjam buku yang dipajang di rumah baca Ngabubu-Read dari wilayah tetangga. Sebab, warga belum memiliki dana untuk pembelian buku.
"Kami pinjam buku dulu. Nanti ke depannya untuk tempat olahraga juga, kami cari sumbangan dan swadaya pelan-pelan," ujarnya.
Nuruddin menegaskan dia membuat kesepakatan dengan warga sekitar untuk menjaga kebersihan aliran sungai. Warga pembuang sampah sembarangan akan didenda sebesar Rp 200 ribu.
"Kami berikan teguran dulu. Jika masih diketahui membuang sampah sembarangan hingga lebih dari tiga kali, terpaksa kami denda sesuai kesepakatan warga," ujar Nuruddin.
Kreativitas warga Lingkungan Ketugtug mengubah tempat kumuh menjadi tempat edukasi dan olahraga merupakan contoh positif yang patut ditiru. Semangat gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan patut diapresiasi.
"Ke depan, kami akan terus melanjutkan rumah baca ini. Artinya tidak hanya saat bulan suci Ramadan saja. Kami akan upayakan dengan mencarikan pendanaan nantinya," tandas Nuruddin.
(hsa/gsp)