Dokter Ungkap Hasil Pemeriksaan Luar Dua WNA Tewas Akibat Longsor Jatiluwih

Dokter Ungkap Hasil Pemeriksaan Luar Dua WNA Tewas Akibat Longsor Jatiluwih

I Wayan Sui Suadnyana, Siti Mu'amalah - detikBali
Jumat, 15 Mar 2024 21:15 WIB
Kepala Instalasi Kedokteran Forensik Dudut Rustyadi saat ditemui tim detikBali di kantornya, Kamis (4/5/2023). (Siti Mu’amalah)
Foto: Dokter Spesialis Forensik RSUP Prof Ngoerah Denpasar Dudut Rustyadi. (Siti Mu'amalah/detikBali)
Denpasar -

Instalasi Kedokteran Forensik dan Pemulasaraan Jenazah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah Denpasar telah melakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah Kross Luciano (50) dan Angelina N Smith (47). Keduanya merupakan jenazah turis asing yang tewas tertimbun longsor di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali.

"Kondisi kedua jenazah tersebut ditemukan ada beberapa luka akibat trauma tumpul. Jadi ada beberapa di bagian tubuhnya kami temukan ada luka lecet dan memar," kata Dokter Spesialis Forensik RSUP Prof Ngoerah Denpasar Dudut Rustyadi dalam siaran pers, Jumat (15/3/2024).

Nyawa Luciano (50) dan Angelina (47) sebelumnya terenggut akibat tertimbun longsor saat menginap di Vila Yeh Baat Jatiluwih by The Lavana, Kamis (14/3/2024) dini hari. Instalasi Kedokteran Forensik dan Pemulasaraan Jenazah RSUP Prof Ngoerah Denpasar kemudian menerima dua jenazah Luciano dan Angelina sekitar pukul 10.50 Wita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luciano adalah pria berkebangsaan Belanda. Sementara kekasihnya, Angelina, merupakan perempuan berkebangsaan Australia. Informasi sebelumnya menyebutkan jika Angelina berkebangsaan Amerika Serikat (AS).

Dudut menerangkan berdasarkan tanda kematiannya, memeriksa lebam mayat, dan kaku mayat, perkiraan waktu kematian dua turis asing itu sekitar 2 sampai 12 jam sebelum diperiksa. Dudut menyebut belum bisa menentukan penyebab kematian karena baru sebatas pemeriksaan luar.

ADVERTISEMENT

"Tapi kalau menurut literatur pada peristiwa tanah longsor, tertimpa bangunan dalam bencana gempa, itu ada gangguan mekanisme pernafasan. Jadi kemungkinan besar kedua korban meninggal akibat kami sebut traumatic asphyxia," jelas Dudut.

"Jadi karena ada benda-benda dalam hal ini mungkin tanah yang menimpa tubuh, khususnya bagian dada, itu mengganggu gerak pernapasan. Jadi kemungkinan korban meninggal karena gangguan pernapasan atau kehabisan oksigen," tutur Dudut.

Dudut menjelaskan pihaknya belum mendapat permintaan autopsi. Dia meminta agar segera dikoordinasikan dengan kepolisian jika diperlukan adanya autopsi terhadap dua jenazah WNA itu.

"Karena kalau memang dibutuhkan otopsi makin cepat makin baik, mengingat kondisi (makin lama) akan pembusukan dan akan mengganggu proses penentuan sebab kematian," jelas Dudut.




(hsa/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads