Suasana duka menyelimuti kediaman Ni Wayan Suriati (58) di Lingkungan Bilukpoh, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali. Suriati meninggal dunia akibat tersambar petir saat berteduh di gubuk di tengah sawah bersama 11 temannya pada Sabtu (27/1/2024). Kini, dua anak Suriati menjadi yatim piatu.
Salah seorang keluarga korban, I Ketut Sary Widana, mengungkapkan Suriati merupakan tulang punggung keluarga setelah enam bulan lalu suaminya meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Korban memiliki anak dua, perempuan dan laki-laki. Dengan kejadian ini, tanggung jawab anak-anak korban nantinya akan kita bicarakan secara keluarga setelah prosesi pengabenan," ungkap Widana dikonformasi detikBali, Minggu (28/1/2024).
Widana juga menjelaskan sebelum kejadian tidak ada tanda-tanda sama sekali yang dirasakan keluarga. Suriati memang cukup lama menjadi buruh petik semangka. Sehingga keluarga tidak khawatir sama sekali dengan aktivitasnya.
"Memang tidak ada tanda-tanda yang kami rasakan, seperti biasa korban berangkat untuk bekerja dan mencukupi kebutuhan di rumah," papar Widana.
Saat kejadian, Suriati dan rekan-rekannya berteduh di gubuk di tengah sawah karena hujan lebat disertai petir. Tiba-tiba, petir menyambar gubuk tersebut.
"Korban langsung terpental dan tidak sadarkan diri. Rekan-rekannya juga terpental akibat sambaran petir tersebut," kata Widana.
Jenazah korban rencananya akan diaben pada Senin (30/1/2024). Saat ini, mempersiapkan proses upacara tersebut.
"Korban akan kami aben sesuai adat Bali lagi dua hari tanggal 30 Januari ini," imbuh Widana.
Sebelumnya, belasan petani tengah memanen semangka di Desa Budeng, Jembrana, pada Sabtu. Menjelang sore, hujan lebat disertai suara gemuruh dan petir di kawasan tersebut.
Sontak, 12 petani yang sedang berteduh di sebuah gubuk itu tersambar petir. Satu orang di antara mereka tewas.
"Saat hujan lebat, tiba-tiba terdengar suara petir dan kilatan cahaya. Saat sadar, saya sudah berada di pinggir gubuk dalam keadaan kaku dan tidak bisa bergerak," kata salah seorang korban, Sariani, Sabtu.
Sariani melihat rekan-rekannya yang berteduh di gubuk itu dalam keadaan tidak sadarkan diri. Ia lantas meminta tolong kepada warga setempat.
"Ada sopir truk pengangkutan semangka yang ikut menolong. Kami kemudian dibawa ke rumah sakit," tutur Sariani.
(hsa/dpw)