10 Gejala Awal Diabetes Tipe 2 yang Tidak Disadari hingga Penyebabnya

10 Gejala Awal Diabetes Tipe 2 yang Tidak Disadari hingga Penyebabnya

Ni Made Maheswari Anindya Putri - detikBali
Jumat, 26 Jan 2024 04:30 WIB
ilustrasi diabetes
Foto: thinkstock
Denpasar -

Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit kronis yang diakibatkan oleh peningkatan kadar gula darah di dalam tubuh karena resistensi insulin atau produksi insulin yang tidak adekuat. Umumnya, diabetes tipe 2 terjadi pada orang dewasa, namun tak dapat dipungkiri bahwa dapat juga terjadi pada anak-anak dan remaja.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan sekitar 422 orang di dunia mengidap penyakit diabetes dan angka kematiannya melampaui 1,5 juta setiap tahunnya. Jika tak ditangani, penyakit ini dapat mengakibatkan komplikasi serius yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ lain seperti ginjal, jantung, pembuluh darah, mata, hingga saraf.

Gejala

Sudahkah detikers tahu apa saja gejala awal dari penyakit diabetes tipe 2 yang tidak disadari? Melansir laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan sumber lainnya, berikut 10 gejala awal diabetes tipe 2.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Kelelahan

Seseorang yang mengidap penyakit Diabetes Melitus tipe 2 akan lebih mudah mengalami kelelahan, hal tersebut dikarenakan berkurangnya gula yang berpindah dari aliran darah ke sel-sel tubuh.

ADVERTISEMENT

2. Produksi Urin yang Berlebihan dan Sering Buang Air Kecil (Poliuria)

Pada kondisi ini, kelebihan gula yang ada pada tubuh akan coba disaring keluar oleh ginjal. Sehingga intensitas buang kecil pasien menjadi meningkat.

3. Mudah Merasa Haus (Polidipsia)

Polidipsia sebagai gejala dari penyakit Diabetes Melitus tipe 2 disebabkan karena berkurangnya kadar air dalam tubuh karena sering buang air kecil. Apabila seseorang terus merasa harus maka dapat berpotensi mengakibatkan dehidrasi pada tubuh.

4. Mudah Merasa Lapar (Polifagi)

Penyakit Diabetes Melitus tipe 2 mengakibatkan glukosa yang ada pada tubuh tidak dapat berpindah secara maksimal dari aliran darah ke sel-sel tubuh. Hal tersebut, mengakibatkan energi yang dibutuhkan tubuh menjadi tidak tercukupi dan akan mudah merasa lapar.

5. Pandangan menjadi Kabur

Kadar gula darah yang berlebih dapat merusak pembuluh darah kecil yang ada pada mata, sehingga dapat berdampak pada terganggunya penglihatan.

6. Penyembuhan Luka yang Lambat

Sirkulasi darah pada tubuh dapat terganggu dikarenakan kadar gula darah yang tinggi telah merusak pembuluh darah dan saraf. Hal ini berdampak pada proses penyembuhan luka menjadi terhambat.

7. Sering Merasa Kesemutan atau Mati Rasa

Sensasi kesemutan dan mati rasa disebabkan karena terganggunya sirkulasi darah dan saraf akibat jumlah kadar gula darah yang tinggi.

8. Bercak Kulit Menjadi Lebih Gelap

Bercak kulit yang terdapat di lipatan leher, ketiak, atau selangkang dapat terjadi akibat diabetes.

9. Adanya Infeksi Jamur dan Rasa Gatal

Kelebihan gula dalam darah dan urine dapat menyebabkan infeksi jamur. Infeksi ini sering terjadi pada area hangat dan lembab seperti mulut, area genital, dan ketiak.

10. Penurunan berat badan

Kondisi diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol dapat menyebabkan gula darah naik. Hal tersebut dapat mempengaruhi proses metabolisme dan menurunkan berat badan.

Penyebab Diabetes Tipe 2

Adapun beberapa penyebab yang menyebabkan berkembangnya diabetes melitus tipe 2 adalah sebagai berikut.

1. Faktor genetik dan riwayat keluarga

Riwayat penyakit keluarga dengan diabetes melitus tipe 2 termasuk salah satu penyebab seseorang mengembangkan penyakit ini.

2. Obesitas atau kelebihan berat badan

Seseorang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas merupakan faktor risiko utama dalam berkembangnya penyakit diabetes melitus tipe 2.

3. Pola hidup yang tidak sehat

Gaya hidup yang tidak sehat seperti kurangnya olahraga, mengonsumsi makanan tidak sehat yang mengandung gula tinggi dan lemak, dan kebiasaan merokok juga termasuk salah satu penyebab dari munculnya penyakit diabetes melitus tipe 2.

4. Usia dan faktor hormonal

Resiko dari penyakit diabetes tipe 2 akan meningkat seiring bertambahnya usia. Tak hanya itu, wanita dengan riwayat sindrom ovarium polikistik juga memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit ini.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads