Mayat Komsiatun kini dititipkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng. Perempuan berusia 45 tahun asal Tuban, Jawa Timur (Jatim), itu sebelumnya ditemukan tewas mengambang di Selat Bali, tepatnya di perairan Prapat Agung, Taman Nasional Bali Barat (TNBB), Desa Sumberklampok, Buleleng, Bali.
Dokter forensik RSUD Buleleng Klarisa mengungkapkan tim medis telah melakukan pemeriksaan luar terhadap jasad Komsiatun. Ia membenarkan ditemukan lebam berwarna ungu di area punggung jasad perempuan itu. Menurutnya, tak ada tanda kekerasan pada tubuh Komsiatun.
"Lebam mayat yang kami artikan bukan karena mendapatkan tanda kekerasan. Itu natural terjadi ketika seseorang meninggal dunia," kata Klarisa kepada detikBali, Jumat (19/1/2024).
Klarisa mengatakan tim medis juga menemukan cairan yang keluar dari mulut dan hidung Komsiatun. Untuk mengetahui penyebab kematian Komsiatun, Klarisa melanjutkan, perlu dilakukan autopsi.
"Autopsi itu standar paling utama kita untuk menentukan sebab kematian," imbuhnya.
Klarisa enggan menduga-duga penyebab kematian Komsiatun karena tenggelam atau bukan. Tim forensik, kata dia, sudah melakukan beberapa pemeriksaan terhadap jasad Komsiatun. Namun, Klarisa belum dapat membeberkan hasil pemeriksaan tersebut.
"Saya belum bisa buka semuannya karena kepentingan penyidikan," kata Klarisa.
"Untuk pemeriksaan dalam (autopsi), kami masih menunggu perintah atau koordinasi dari pihak kepolisian. Kami memang belum melakukan (autopsi) karena memang belum ada permintaan visum untuk melakukan itu," pungkasnya.
Sebelumnya, warga digegerkan dengan penemuan mayat seorang wanita tanpa identitas dengan kondisi mengambang di Selat Bali, tepatnya di Perairan Prapat Agung, Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Mayat tersebut mengenakan dres atau baju terusan berwarna hitam kombinasi bintik putih dan menggunakan celana legging abu-abu.
Dia juga menggunakan sarung tangan ungu dan masih menggunakan kaus kaki pink. Selain itu, juga terdapat cincin pada jari tengah tangan kiri serta sembilan kunci yang tergantung pada bra. Penyebab kematian wanita bersarung tangan ungu itu masih misteri.
Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Buleleng AKP Gede Darma Diatmika mengungkapkan jenazah perempuan itu bernama Komsiatun. Identitas jasad tersebut teridentifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan sidik jari yang dilakukan dengan cara menempelkan jempol tangan Komsiatun pada alat inafis portable system (IPS).
"Hasil pemeriksaan dan perbandingan sidik jari Mrs X dengan data sidik jari e-KTP kandidat atas nama Komsiatun, dinyatakan identik," kata Darma, Jumat.
(iws/nor)