Presiden Joko Widodo (Jokowi) absen saat perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51 PDIP yang dihelat di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2024). Pada saat bersamaan, ia bertemu dengan Presiden Filipina Ferdinand Bongbong Marcos Jr.
Ketidakhadiran Jokowi dalam HUT PDIP mendapat respons beragam. Kader partai banteng di Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB), misalnya, menanggapi absennya bekas gubernur DKI Jakarta tersebut dengan sindiran.
Rachmat Ingatkan Jokowi Jadi Presiden karena PDIP
![]() |
Politikus senior PDIP Rachmat Hidayat tak mempermasalahkan absennya Jokowi saat HUT PDIP. Namun, Ketua DPD PDIP NTB itu mengingatkan Jokowi bahwa PDIP-lah yang mengantarkan dirinya bisa menduduki sejumlah jabatan strategis, mulai dari wali kota Solo, gubernur DKI Jakarta, hingga presiden dua periode.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia (Jokowi) harus ingat, dia jadi wali kota, gubernur, dan presiden dua kali kan karena PDIP," kata Rachmat di Kota Mataram, Rabu.
Baca juga: Hubungan Jokowi dengan PDIP Sudah Berakhir! |
PDIP, Rachmat melanjutkan, adalah partai kader yang telah terbukti mampu tumbuh dan besar meski dihadapkan dengan beragam tantangan. Termasuk melawan kekuasaan.
Rachmat mengeklaim kader PDIP memiliki nilai-nilai yang luhur. "Kalau partai kader itu nggak mungkin loncat-loncat pagar, nggak akan macam-macam dengan partai, melukai perasaan sesama kader, apalagi melukai Ibu (Megawati Soekarnoputri)," imbuh pria yang juga anggota DPR itu.
Rachmat merayakan HUT PDIP dari Mataram karena ditugaskan untuk berada di dekat akar rumput. Menurutnya, hal itu sesuai dengan perintah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Koster Tak Ambil Pusing
![]() |
Sementara itu, Wayan Koster tak ambil pusing dengan absennya Jokowi saat HUT ke-51 PDIP. Ketua DPD PDIP Bali itu menyebut hal itu merupakan urusan DPP PDIP di Jakarta.
"Saya tidak berwenang menilai itu. Karena itu adalah kewenangannya DPP partai," kata Koster singkat di kantor DPD PDI Perjuangan Bali, Denpasar, Rabu.
Meski tanpa kehadiran Jokowi di acara HUT PDIP tersebut, Koster optimistis dengan target perolehan suara untuk pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Menurutnya, kader PDIP di Bali masih kompak dan bekerja keras memenangkan capres nomor urut 3 itu.
"Tambah semangat. Tetap target (perolehan suara Ganjar-Mahfud di Bali) 95 persen. Itu spirit perjuangan untuk memompa para kader partai agar kerja lebih keras," kata Koster.
Koster juga tidak khawatir dengan kampanye cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka di Bali pada Selasa (9/1/2024). Menurutnya, semua pasangan calon punya hak dan porsi berkampanye yang sama, sesuai aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Kenapa khawatir? Semua paslon punya ruang yang sama untuk menyelenggarakan kegiatan kampanye sesuai peraturan KPU. Soal target (perolehan suara), semua juga punya target," pungkas bekas gubernur Bali itu.
Tak Ada Ucapan Selamat dari Jokowi di HUT PDIP
![]() |
Presiden Jokowi tidak menghadiri dan tidak memberikan sambutan dalam peringatan HUT ke-51 PDIP. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut ucapan selamat tidak begitu penting. Menurutnya, yang terpenting adalah komitmen Jokowi kepada rakyat Indonesia.
"Itu yang tidak memberikan ucapan selamat kepada PDIP, selama berkomitmen pada rakyat, bukan pada keluarganya, bukan pada anak-anaknya, rakyat menjadi orientasi kebijakan dari pemimpin itu sudah jauh lebih penting," kata Hasto di Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu, dilansir dari detikNews.
Hasto mengatakan ucapan selamat harus muncul dari hati. Dia pun mengapresiasi kehadiran wakil presiden Ma'ruf Amin di peringatan HUT PDIP.
"Ya namanya ucapan selamat ulang tahun itu harus muncul dari ketulusan hati, sama tadi Wapres Prof KH Ma'ruf Amin datang mengucapkan selamat ulang tahun itu sesuatu yang baik," ujarnya.
Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Filipina Ferdinand Bongbong Marcos Jr di Istana Malacanang, Manila, Filipina, saat peringatan HUT PDIP. Kunjungan ini bertepatan dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Filipina.
Dalam pertemuan bilateral itu, Jokowi dan Bongbong Marcos membahas sejumlah kerja sama antara Indonesia dan Filipina. Di antaranya kerja sama di bidang politik dan keamanan, bidang ekonomi, serta isu-isu kawasan ASEAN.
(iws/gsp)