Baliho protes soal bau TPST Kesiman Kertalangu kembali terpasang di beberapa titik jalan di kawasan Biaung, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar, Bali. Baliho ini berisikan beberapa pesan.
Di antaranya 'TPST Kesiman Kertalangu Tidak Sesuai Janji. Kami berhak atas udara bersih dan sehat. Bukan udara berbau dari TPST Kesiman Kertalangu'. Kemudian pesan lainnya, yakni 'TPST Kesiman Kertalangu Tanpa Amdal dan Gagal. Kembalikan Hak Kami untuk Mendapatkan Udara Bersih dan Sehat. Jangan Bohongi Warga dan Mengotori Desa Budaya Kami dengan Polusi Udara dari TPST'.
![]() |
Ada juga baliho lainnya yang dipasang tepat di pintu masuk TPST Kesiman Kertalangu. Baliho itu bertuliskan 'Desa Budaya Berubah Jadi Desa Baudaya!'. Prajuru Banjar Adat Banjar Biaung Kadek Oka Widiantara mengaku enam baliho tersebut dipasang sejak awal Desember 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Baliho ini kesepakatan warga (Banjar Biaung). Terakhir (di November 2023) kami ada pesangkepan dan di sana warga sudah setuju untuk mendirikan baliho," ucap Oka saat dihubungi detikBali, Selasa (2/1/2024).
Menurutnya, pendirian baliho tersebut merupakan sarana warga untuk menyuarakan sikap. Sebab sejak awal, desa adat telah dijanjikan TPST tidak akan mengeluarkan bau.
"Intinya yang pertama semasih bau dan tidak sesuai janji, ya saya harap ditutup saja. Karena kan apa yang dijanjikan itu yang harusnya dilaksanakan pemerintah. Saya sih kecewanya dengan pemerintah kenapa dulu bilang tidak ada bau, itu saja sebenarnya kecewanya," terangnya.
Oka menuturkan sebelum pendirian baliho, pihaknya telah mendapatkan beberapa laporan dari beberapa warga yang mengeluhkan aroma yang dikeluarkan TPST. Dia menyebut telah bersurat kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar pada 13 November 2023 terkait kondisi tersebut.
"Intinya (dalam surat) penolakan terhadap TPST. Karena kan janjinya di awal tidak bau, tetapi dalam kenyataannya kan berbau. Jadinya, kami berpikir proyek ini tanpa kajian atau seperti apa. Yang saya dengar juga proyek ini belum punya Amdal, jadi kenapa diteruskan?," sebutnya.
![]() |
Oka mengatakan pihaknya memiliki solusi terkait dengan kondisi tersebut. Salah satunya dengan cara membangun TPS3R di setiap desa.
Sementara itu, jika tidak ada tindak lanjut terkait baliho tersebut, maka desa adat akan kembali membahas hal tersebut dalam pesangkepan. "Nanti di sana akan diputuskan. Sama dengan pemasangan baliho ini, saya pun dalam pemasangan baliho ini ada semacam dasar bahwa warga yang menginginkan. Jadi, bukan diri pribadi saya yang menolak TPST," imbuhnya.
Terpisah, Public & Government Relation Bali CMPP Andrean Raditha mengatakan telah melakukan upaya perbaikan terkait timbulan bau TPST. Pada 5 Desember 2023 telah dilakukan uji emisi oleh laboratorium independen yang telah terakreditasi.
"Saat ini sedang menunggu hasil uji emisi tersebut. Selain itu, kami di minggu kedua Januari akan dilakukan pengerjaan peninggian cerobong," ujarnya saat dihubungi detikBali.
Dia menjelaskan untuk kondisi di TPST Kesiman Kertalangu saat ini tengah berjalan komisioning dan diharapkan pada Januari 2024 bisa beroperasi 60 persen dari target 450 ton. Selain itu, juga ada proses pengerjaan pemasangan penambahan mesin-mesin.
Sebelumnya, warga mengeluhkan bau busuk yang dikeluarkan dari cerobong asap TPST Kesiman Kertalangu pada Juli 2023. Hal tersebut sempat membuat warga geram dan protes melalui baliho yang dipasang di sekitar TPST Kesiman Kertalangu.
Buntut dari hal tersebut, Pemkot Denpasar meminta agar pengiriman sampah ke TPST dihentikan sementara sampai dengan sistem pengolahan sampah untuk meminimalkan bau disiapkan pihak TPST.
(nor/dpw)